termotok.blogspot.com - Ketika nestapa melandanya, ia justru berjiwa besar mau menolong sahabat yg membutuhkan pertolongannya.
Pagi hari kala itu, cuaca tampak cerah. Seorang mahasiswa tampak sedang memasak air dgn termos listrik. Suatu rutinitas yg biasa dilakukan lelaki berusia 23 tahun itu tiap hari. Sambil menunggu air mendidih, ia pun keluar dari kostnya untk membeli koran. Sebagai mahasiswa, Andika, memang termasuk orang yg gemar membaca. Jarak dari kostnya dgn lapak koran cukup jauh dan ia tak menyadari bahwa kondisi berbahaya sewaktu-waktu akan mengintainya. Usai 300 meter Andika berjalan, ia pun sudah sampai di lapak koran. Lalu ia meraih sebuah koran ternama di Indonesia dan segera kembali lagi ke kostnya usai membayar. Saat itu ia masih menyadari bahwa ia sedang memasak air. Namun, di tengah jalan, ia bertemu seorang sahabat dan mengajaknya ngobrol. Ketika itu ia masih ingat kalau ia sedang masak air, karena itu ia pun segera menutup obrolannya dgn sang sahabat.
Perjalanan pun dilanjutkan dan melewati sebuah rental komputer, yg selama ni memang menjadi ladang penghasilannya. Ia mampir sebentar untk melihat-lihat keadaan di dalam. Tidak lama ia di sana dan setelah itu ia bergegas kembali ke kost. Namun, hendak saja ia pulang, tiba-tiba ia bertemu dgn sahabat lainnya lagi dan kembali mengajaknya ngobrol. Saking asyiknya ngobrol, ia lupa bahwa mungkin air yg dimasaknya sudah mendidih. Tidak sadar, ia telah ngobrol selama beberapa menit. Di tengah asyiknya ngobrol, tiba-tiba seorang ibu berlari terbirit-birit menghampirinya. Ia terkejut ketika sang ibu itu berkata, Mas, kost kamu kok keluar asap hitam. Kayaknya ada yg terbakar di dalam. Saat itulah Andika sadar bahwa ia sedang masak air dan bisa jadi, asap hitam yg keluar dari kostnya itu berasal dari termos listrik yg terbakar. Andika segera berlari menuju kostnya. Ternyata, sampai di tempat, sudah banyak orang yg menunggu di depan kostnya untk melihat kejadian. Dengan memberanikan diri, Andika membuka pintu dan menerobos masuk ke dalam. Ternyata, pemandangan di dlm ruangan sudah gelap karena asap hitam. Dengan keberaniannya, ia berusaha menyelamatkan barang-barang yg tersisa. Sementara termos listriknya telah meleleh habis. Rupanya, karena kelamaan memasak, air di dlm termos listrik tersebut habis. Sementara termos listrik tersebut masih menyala, sehingga menyebabkan alat tersebut memuai dan makin lama akhirnya habis. Lelehan termos listrik tersebut lalu menimpa radio kesayangannya, yg baru dibelinya beberapa bulan yg lalu, yg kebetulan menjadi pijakan termos. Dari sinilah, akhirnya merembet ke mana-mana dan membakar hampir seluruh barang yg ada di dlm kost. Untungnya, setelah itu listrik langsung konslet sehingga kejadiannya tak merembet ke kost di sebelahnya. Hanya kost Andika saja yg kena. Meski begitu, Andika mengalami kerugian yg cukup besar, jutaan rupiah. Yang menyedihkan lagi, tulisan-tulisan Andika di berbagai media massa, baik koran lokal maupun nasional, ikut habis terbakar. Begitu jg dgn buku-buku yg bertahun-tahun dikumpulkannya dari keringatnya sendiri. Namun, Andika tampak tak memperlihatkan raut wajah kesalnya. Seolah tak pernah terjadi apa-apa padanya. Padahal, kerugian yg dialaminya tidaklah sedikit. Setelah menyelamatkan barang-barangnya yg tersisa, Andika pergi ke Warkop yg tak jauh dari kostnya, untk sekedar melepas rasa haus dan ketegangan yg beberapa menit telah menyergarpnya. Namun, di tengah rasa duka yg belum hilang dari ingatannya, seorang istri dari sahabatnya datang menghampirinya. Tanpa perempuan itu mengetahui apa yg terjadi pd Andika, ia meminta tolong pd lelaki itu, Dik, bisa pinjam duit gak? Soalnya, suamiku lagi boke. Andika sempat terkejut dgn permintaan tolong istri sahabatnya tersebut. Di satu sisi ia sedang dilanda nestapa, tapi di sisi lain sahabatnya sedang membutuhkan pertolongannya. Akhirnya, tanpa memberitahu kepada istri sahabatnya tersebut tentang kejadian yg baru saja menimpanya, ia pun merogoh kantong celananya dan memberikan perempuan itu uang 20 ribu rupiah. Kamu gak usah mikirin dulu kapan bayarnya. Yang penting, pakai aja dulu, pesan Andika pd istri sahabatnya tersebut. Andika sudah meniatkan dlm hati, kalau pun tak dibayar pinjaman itu, ia sudah mengikhlaskannya. Sebab, ia menyadari betul bahwa sahabatnya sedang menganggur berat, sementara ada istri dan anak yg harus dihidupinya. Ternyata, dugaannya memang betul. Bertahun-tahun, sahabatnya lupa membayar hutangnya. Dan Andika sendiri sudah mengikhlaskannya, karena uang 20 ribu tidaklah besar.
Dapat Proyek 20 Juta Tujuh tahun kemudian. Andika masih tinggal di Jakarta, sementara sahabat yg dipinjami uangnya tersebut telah pindah ke luar kota dan menjadi orang sukses di sana. Ia telah menjadi seorang analis politik yg handal dan berkali-kali muncul di televisi lokal untk sesi wawancara / diskusi ilmiah. Tiba-tiba sang sahabat lama itu menelpon Andika dari jauh. Hai Kawan, gimana kabarmu? tanya sang sahabat lewat gagang telponnya. Andika masih menyimpan nomor sahabatnya, sehingga meski lama tak bertemu dan komunikasi, ia langsung menyadari bahwa yg menelpon adlh sahabat lamanya. Kabar saya baik, Bro! jawab Andika. Mereka pun ngobrol ngalor-ngidul (apa saja) termasuk pembicaraan tentang proyek yg akan digarap sahabatnya tersebut. Aku punya kerjaan nih, kamu bisa bantu saya gak? Andika diminta oleh sahabat lamanya tersebut untk membantu proyek pembuatan buku, yg sedang dirintisnya. Namun, karena kesibukan yg sedang dilakoni oleh Andika, akhirnya ia menolak proyek tersebut. Kebetulan, Andika sedang ada tugas luar daerah. Jadi, dia punya alasan untk menolak proyek sahabatnya tersebut. Beberapa Minggu kemudian sahabatnya menelpon kembali dan menawarinya lagi. Dik, pokoknya kamu harus terima proyek ini. Hanya kamu yg bisa saya percaya, ujarnya meminta. Karena niat membantu teman dan kebetulan Andika sendiri sedang membutuhkan uang untk DP rumah yg hendak dibelinya, maka ia pun menerima proyek tersebut. Oke, saya terima tawaran kamu, Bro, jawab Andika. Berapa yg kamu minta? pinta sang sahabat. Terserah kamu aja, kawan, jawab Andika. Bagaimana kalau saya kasih kamu 20 juta, jelas sang sahabat. Andika agak terkejut mendengar kata 20 juta. Dia pikir, sahabatnya tersebut hanya akan memberikannya 5 juta / 10 juta paling besar. Toh, dia hanya membantu proyeknya saja. Tapi, dia berusaha menyembunyikannya dlm hati, Oke, saya terima. Sejak deal itu, besok harinya sang sahabat pun mentransfer uang 5 juta sebagai tanda jadi dan sisanya, 15 juta, dibayar secara bertahap. Dengan uang itu pun, ia langsung menjadikannya sebagai DP rumahnya. Setelah kejadian itu, Andika tak pernah habis pikir bagaimana ia bisa mendapatkan proyek 20 juta tersebut. Padahal, antara dia dgn sang kawan sudah tujuh tahun tak pernah ada komunikasi karena perbedaan jarak dan kesibukan masing-masing. Terus, ia sendiri sudah menolaknya sedari awal. Tapi, akhirnya toh jatuh ke tangan dia juga. Namun, Andika baru menyadarinya bahwa mungkin itu disebabkan oleh kebaikannya tujuh tahun silam ketika dia membantu sahabatnya tersebut dgn meminjamkan uang 20 ribu kepadanya dgn ikhlas, meski di tengah kondisinya yg sedang nestapa karena kostnya baru saja terbakar. Atas kebaikannya itulah, Allah lalu membalasnya dgn memberikannya proyek senilai 20 juta. Kisah ni pula menunjukkan pd kita bahwa rejeki itu tak akan pergi ke mana. Kalau sudah jatahnya dia, maka dia pun akan mendapatkannya atas izin Allah. Waktu dari sedekah hingga dpt proyek 20 juta memang agak lama, tujuh tahun. Tapi, inilah bukti Allah yg selalu menepati janji-Nya bahwa tiap kebaikan akan dibalas oleh kebaikan yg berlipat-lipat. Persoalan apakah dibalasnya cepat / lambat, itu adlh urusan Allah. Dan kisah serupa yg dialami oleh Andika tersebut sangat banyak terjadi di sekitar kita. Karena itu, pesan lain dari kisah ini, adlh bahwa janganlah kita ragu untk berbagi kepada orang lain, apalagi kepada orang yg sedang membutuhkan. Semoga!
other source : http://pinterest.com, http://okezone.com, http://epholic.blogspot.com
0 Response to "SEDEKAH 20 RIBU DAPAT PROYEK 20 JUTA"
Posting Komentar