This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Spesifikasi Tes & Konstruksi Alat Ukur Tes Psikologi

termotok.blogspot.com - Spesifikasi Tes dan Konstruksi Alat Ukur Tes Psikologi - Tes psikologi berasal dari konsep psikologi yg akan diukur. Oleh karenanya sebelum melakukan tahapan penyusunan tes psikologi maka harus dipahami terlebih dahulu konsep psikologi yg akan diukur.

a. Makna Konstruk Psikologi

Konstruk adlh konsep psikologi yg menjelaskan konsep itu sendiri. Dalam psikologi konstruk itu antara lain self esteem, self efficacy, dsb. Secara umum konstruk jg disebut dgn definisi.

i. Konstruk dan Definisi

Definisi walaupun tak sepenuhnya identik dgn konstruk tapi dpt menjadi dasar untk menentukan konsep psikologi yg akan diukur. Definisi umumnya berisi dua aspek yaitu sifat umumnya dan sifat khususnya.Sebagi contoh definisi sofa adlh benda yg digunakan untk duduk (umum) yg memiliki bantalan busa (khusus).

Walaupun tak terlalu sama definisi bisa menjadi konstruk tapi secara khusus konstruk bisa berupa berbagai aspek yg ada dlm dirinya sendiri, misalnya sabar adlh kemampuan menahan pikiran, perkataan, emosi, / perbuatan yg merupakan respon awal, bertujuan kebaikan, serta taat aturan yg disertai sikap optimis, tak mengeluh, pantang menyerah, serta semangat mencari ilmu dan alternatif solusi. Dalam konstruk sabar tak hanya menggambarkan konsep umum (menahan pikiran, perkataan, emosi, / perbuatan) tapi jg sifat khusus (yang merupakan respon awal, bertujuan kebaikan, serta taat aturan). Selain itu, konstruk jg berisi aspek lain yg melengkapi (disertai sikap optimis, tak mengeluh, pantang menyerah, serta semangat mencari ilmu dan alternatif solusi).

ii. Memilih Konstruk


Salah satu permasalah penentuan konstruk psikologi yg akan digunakan dlm penyusunan alat ukur adlh kesesuaian konstruk dgn kondisi psikologis individu yg akan diukur. Beberapa permasalahan yg dpt muncul antara lain:

- masalah bahasa

Masalah bahasa dpt menyebabkan kesulitan untk penyusunan alat ukut psikologi yg diinginkan.Hal ni terjadi karena masih sangat banyak konstruk psikologi yg merupakan konstruk yg berasal dari bahasa Inggris. Tidak semua kata-kata dlm bahasa Inggris dpt diterjemahkan dgn baik ke dlm bahasa Indonesia bahkan beberapa mungkin tak dpt dijelaskan.

Misalnya ketika kita akan menyesuaikan kalimat I break my leg terhadap bahasa Indonesia menjadi kaki saya patah padahal kedua kalimat itu berbeda dlm konsepnya. Konsep bahasa Inggris lebih banyak menunjukkan sifat aktif yaitu penyebab kaki saya patah adlh saya sendiri sedangkan bahasa Indonesia lebih pasif yaitu kaki saya patah diluar kesalahan individu.

Dengan demikian tak mudah sebenarnya menyesuaikan bahasa dgn sekedar menterjemahkan kata per kata tanpa memahami konsep dasar dimana konstruk itu dibuat.

- masalah budaya

Masalah budaya tentunya akan mempengaruhi perbedaan konsep dlm sebuah konstruk. Salah satu contohnya adlh konstruk self esteem yg sangat mungkin berbeda dlm budaya eropa amerika dan budaya indonesia. Self esteem dpt menjadi baik dlm budaya eropa amerika ketika seseorang menunjukkan kelebihan dirinya pd orang lain secara terbuka tapi hal ni bisa dianggap kesombongan dlm budaya timur.

- masalah kebaruan

Kajian psikologi terus berkembang dan sangat wajar konsep-konsep psikologi terus diperbaiki dari masa ke masa.Salah satu konsep yg berubah sesuai dgn perkembangan ilmu pengetahuan adlh konstruk kompetensi moral yg awalnya diajukan oleh Kohlberg.Saat ni konsep itu diperkaya dan diperbaharui oleh Lind dgn menambahkan beberapa aspek didalamnya. Kompetensi moral yg awalnya hanya dianggap proses kognisi (menurut Kohlberg) kemudian diperbaharui sehingga menjadi konsep kognisi dan afeksi (Lind).

iii. Konstruk dlm Psikologi

Setelah kita yakin dgn konstruk yg akan digunakan dan dpt mengatasi berbagai permasalahan di atas maka tahap berikurnya adlh menentukan apakah konstruk yg telah kita tentukan benar sebagai konstruk psikologi / hanya sekedar konstruk sosial non-psikologis.

Adapun konstruk psikologis umumnya minimal memiliki salah satu dari tiga aspek berikut ini:

- aspek afektif
Aspek afektif berkaitan dgn faktor perasaan yg ada dlm individu.Terkait dgn konstruk, maka konstruk psikologi dpt menjelaskan bagaimana dinamika emosi pd diri individu berdasarkan konstruk tersebut.Misalnya dlm konstruk kompetensi moral versi Lind akan dilihat bahwa kompetensi moral diawali perasaan berupa rasa suka / tak suka individu dlm menilai sesuatu. Suka dan tak suka merupakan aspek afeksi dan oleh karenanya konstruk kompetensi moral merupakan salah satu konsep psikologi.

- aspek kognitif
Aspek kognisi adlh aspek pikiran yg ada dlm diri individu.Misalnya konstruk ni adlh memori, yaitu kemampuan individu untk memasukkan informasi, menahan (menyimpan) informasi tersebut dan mengeluarkan kembali.Berdasarkan konsep memori ni maka dpt kita pastikan bahwa memori merupakan konstruk psikologi.

- aspek psikomotor
Psikomotor adlh aspek perilaku.Dalam konsep psikomotor maka yg dimaksud adlh perilaku manusia baik perilaku makro (misalnya jalan) dan perilaku mikro (misalnya tersenyum). Salah satu contoh konstruk ni adlh agresi yaitu perilaku yg dilakukan dgn tujuan menyakiti orang lain baik rasa sakit secara fisik maupun psikis. Berdasarkan konsep agresi yg dijelaskan diatas jelas terlihat bahwa agresi adlh perilaku dan oleh karenanya agresi merupakan konstruk psikologi.

Spesifikasi Tes & Konstruksi Alat Ukur Tes Psikologi
image source: www.unc.edu
baca juga: Pengertian dan Penyusunan Konstruksi Alat Ukur Tes Psikologi

b. Konstruk Vs teori

Konstruk berbeda dgn teori yaitu pd antecendent (sebab) dan consequent (akibat) dari konstruk tersebut.Konstruk belum memiliki sebab dan akibat sedangkan teori sudah menjelaskan hal yg yang menyebabkan munculnya konstruk tertentu dan akibat dari kemunculan konstruk tersebut.Oleh karenanya dlm penentuan konstruk perlu jg diperhatikan apakah konsep tersebut sudah terlepas dari sebab dan akibatnya.

i. Antecendent

Antecendent adlh hal yg mendahului konstruk dan menyebabkan aktivitas dlm konstruk yg dimaksud.Misalnya keberagamaan (religiusitas) menyebabkan meningkatnya kesabaran.Dalam contoh ni religiusitas menjadi antecendent dari konstruk kesabaran.

ii. Consequent

Consequent adlh hal yg didahului oleh konstruk tertentu dan akibat dinamika dari konstruk maka muncul dinamika dari consequent.Misalnya kemampuan berpikir kritis (konstruk berpikir kritis) merupakan hal yg memperngaruhi perilaku menyontek siswa.

c. Aspek Dalam Konstruk

i. aspek, dimensi, atribut.

Setiap konsep psikologi dlm bentuk konstruk memiliki unsur pembentuk dari konsep konstruk tersebut.Konsep pembentuk konstruk ni dikenal dgn istilah aspek.Selain aspek, unsur ni jg dikenal dgn istilah dimensi dan atribut.

Aspek ni merupakan hal-hal apa saja yg menjadi dasar konseptual dari tiap konstruk. Konstruk agresi, misalnya, terdiri dari dua aspek yaitu agresi verbal dan agresi non-verbal.Dengan demikian aspek / dimensi dari konstruk agresi adlh non-verbal dan verbal.

Beberapa konstruk hanya memiliki satu aspek tapi konstruk yg lain bisa terdiri dari beberapa aspek. Selain itu ada konstruk yg memiliki aspek kompleks. Berdasarkan perbedaan jumlah aspek dlm konstruk maka alat ukur yg akan dibuat memiliki keunikan sesuai dgn konsep konstruknya.

Oleh karena itu, penguasaan terhadap konstruk tersebut menjadi salah satu faktor penting dlm penyusunan alat ukur psikologi. Ketidaktepatan dlm memahami konstruk psikologi yg akan dibuat alat ukurnya akan menjadikan validitas konstruk tersebut menjadi lebih rendah.

ii. Konstruk Dengan Satu Aspek

Tes kreatifitas verbal merupakan salah satu alat ukur yg dibuat dari konstruk psikologi yg memiliki satu aspek. Berdasarkan konstruk ni tes kreativitas verbal hanya akan menggali bagaimana kreatifitas seseorang dilihat dari kemampuannya memproduksi kata-kata. Berdasarkan asumsi konstruk ini, makin mampu seseorang memproduksi kata-kata maka akan semakin kreatif orang tersebut.

iii. Konstruk Dengan Banyak Aspek

Tes intelegensi merupakan salah satu konstruk yg unik. Beberapa ilmuan menempatkan konstruk intelegensi sebagai konstruk dgn satu aspek yaitu kemampuan berpikir abstrak tapi ilmuan lain menempatkannya dlm konstruk dgn beberapa aspek. Konsep terakhir lebih kuat daripada yg pertama.

Dalam konstruk intelegensi yg memiliki banyak aspek, intelegensi dianggap sebagai kemampuan untk menyelesaikan permasalahan dlm kehidupan seseorang dgn demikian tes intelegensi akan disesuaikan dgn permasalahan hidup dan kemampuan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Beberapa konsep lain jg menempatkan kreatifitas sebagai salah satu aspek dlm konstruk intelegensi. Berdasarkan konsep ni maka intelegensi jg melibatkan aspek kreatifitas baik verbal maupun non-verbal.Hal ni menunjukkan bagaimana pemahaman aspek dlm sebuah konstruk menjadi salah satu faktor penting untk meningkatkan validitas dari instrumen pengukuran psikologi.

iv. Konstruk Kompleks

Konstruk yg komplek adlh konstruk yg tak sekedar memiliki beberapa aspek tapi jg aspek dari konstruk dpt bertingkat dan masing-masing tingkat dpt memiliki satu / lebih aspek didalamnya.Beberapa pengukuran psikologi yg memiliki konstruk yg kompleks adlh kompetensi moral dan kesabaran.

MJT / moral judgment test adlh salah satu alat ukur yg berupaya mengukur konstruk kompetensi moral. Kompetensi moral memiliki beberapa tingkatan sebagaimana tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg. Dalam tiap tingkatan memiliki satu aspek yg mengarah pd konstruk psikologi kompetensi moral. Oleh karenanya, pengujian validitas dari konstruk ni jg memiliki konsep yg lebih rumit.

Tes kesabaran memiliki konstruk yg cukup komplek karena didalamnya terdapat aspek utama dan aspek pendukung. Tiap aspek utama dpt melibatkan beberapa aspek pendukung tapi aspek pendukung tak dpt diukur terpisah dari aspek utama. Dengan demikian instrumen pengukuran kesabaran menjadi lebih kompleks dari sekedar konstruk yg memiliki satu / beberapa aspek yg pararel.

d. Indikator

Dalam sebuah konstruk, aspek merupakan sesuatu yg bersifat abstrak.Oleh karena itu, aspek membutuhkan indikator yg dpt dijadikan standar pengukuran. Indikator merupakan sesuatu yg sangat operasional dan sesuai dgn karakter budaya / konsteks dimana instrumen pengukuran akan digunakan.

Dengan demikian indikator menjadi panduan untk menentukan bagaimana sebuah aspek dpt terlihat nyata dlm kehidupan sehari-hari. Misalnya aspek optimis dpt diukur dgn melihat seberapa yakin seseorang akan masa depan yg lebih baik. Semakin orang tersebut akan masa depan yg lebih baik maka akan semakin optimis orang tersebut. Dengan demikian, aitem akan dibangun untk melihat bagaimana keyakinan individu akan masa depannya.

Setiap indikator merupakan standar untk melihat bagaimana sebuah aspek muncul dlm kehidupan sehari-hari. Tapi karena indikator harus muncul dlm kehidupan sehari-hari maka indikator tersebut akan terkena bias budaya dimana indidivu itu hidup. Aspek optimis sebagaimana yg dijelaskan diatas, misalnya, akan berbeda dlm tiap budaya dan mungkin berbeda dlm beberapa kajian agama. Begitu jg pd aspek lainnya.

Dengan demikian, pd saat menentukan indikator harus sesuai dgn karakter setempat dan karakter indidvu yg dikenakan instrumen pengukuran psikologi ini.

e. Blue Print

Setiap instrumen / alat yg baik harus memiliki perencanaan.Perencanaan adlh aspek yg tertuang dlm blue print. Sebagaimana penggunaan blue print pd konsep lain maka penggunaan blue print pd konsep alat ukur berkaitan dgn rancangan skema pengukuran psikologi berdasarkan instrumen yg akan kita buat.

Salah satu tujuan dari blue print adlh untk menjaga agar tiap aitem sesuai dgn indikator dan tiap inditakor sesuai dgn aspek yg dimaksud dlm konstruk tersebut. Selain itu, blue print jg menjadi panduan dlm penentuan skor masing-masing aitem / cara melakukan skoringnya.

Selain itu, blue print jg menjadi pedoman agar tak terjadi pengulangan aitem yg dpt menyebabkan penurunan tingkat validitas dan reliabilitas dari aitem yg ada. Secara umum, blue print akan memastikan validitas instrumen dari tahap perencanaan hingga tahap penyusunan aitem.

f. Aitem

Aitem merupakan ujung tombak dari sebuah pengukuran psikologis. Aitem adlh kalimat / sesuatu yg menjadi stimulus untk memancing munculnya indikator yg dimaksud sesuai dgn aspeknya. Aitem yg baik akan mendorong munculnya indikator sebagaimana aspek yg ingin diukur. Semakin tinggi kemunculan respon dari sebuah stimulus aitem maka akan semakin tinggi nilai yg dimaksud.

Beberapa hal yg harus diperhatikan dlm tiap aitem antara lain:

i. Pertanyaan / Pernyataan

Aitem dpt berupa pertanyaan / pernyataan. Umumnya penggunaan masing-masing dpt berbeda. Secara umum pernyataan menjadi aitem dlm pengukuran aspek afeksi / performa tipikal sedangkan pertanyaan merupakan aitem yg banyak digunakan dlm pengukuran ranah kognisi / performa maksimal.

ii. Situasi / Masalah

Aitem dpt menggambarkan situasi yg harus direspon / masalah yg harus diselesaikan.Penggunaan masing-masing ni harus sesuai dgn konsep yg ada dlm konstruk dan aspek psikologis yg ingin diukur.Untuk penggunaan situasi umumnya diberikan pd tes yg berkaitan dgn aspek afektif / pengukuran performa tipikal sedangkan penggunaan masalah untk diselesaikan lebih pd aspek kognitif / tes performa maksimal.

iii. Seberapa Banyak

Jumlah aitem cukup mempengaruhi validitas secara umum. Aitem harus cukup berimbang ketika aspek yg ada dlm konstruk jg menunjukkan keberimbangan tapi ketika aspek tertentu dinyatakan lebih utama dibanding yg lain maka jumlah aitem jg harus bisa menujukkan keutamaan dari aspek tersebut.

g. Favorable dan unfavorable

Setiap aitem memiliki arah untk tujuan pengukuran, respon terhadap aitem tertentu mungkin menunjukkan rendahnya indikator pd aspek yg dimaksud sedangkan respon terhadap aitem lain menunjukkan tingginya indikator pd aspek yg dimaksud. Istilah yg biasa digunakan dlm konsep ni adlh favorable dan unfavorable.

i. aitem sejalan dgn konstruk disebut dgn favorable karena semakin baik respon terhadap aitem akan menunjukkan semakin tinggi nilai yg didapat dari aspek tersebut. Dengan demikian aitem yg memiliki sifat favorable adlh aitem yg akan memberikan skor lebih tinggi ketika individu merespon secara baik pd indikator yg dimaksud.

ii. aitem berlawanan dgn konstruk bersifat sebaliknya. Aitem ni biasanya disebut dgn istilah unfavorable. Respon positif terhadap aitem unfavorable akan mengarahkan pd skor yg lebih rendah dari konstruk yg dimaksud dlm tiap aitem. Semakin banyak dan semakin kuat respon positif terhadap sebuah aitem unfavorable maka akan semakin rendah skor individu dlm konstruk psikologis yg dimaksud.

h. Bentuk Respon yg Diharapkan

Dalam tiap instrumen pengukuran psikologis, respon dpt beragam sesuai dgn ketepatan pengukuran dari indikator yg dimaksud. Beberapa respon akan lebih tepat jika di respon dgn memberikan jawaban tapi instrumen yg lain mungkin akan lebih baik ketika responnya dgn memperagakan.

i. Menjawab

Sebagian besar instrumen pengukuran psikologis menggunakan respon dgn menjawab.Instrument ni yg paling mudah diarahkan pd model pengukuran sehingga didapatkan skor dari tiap konstruk / aspek. Tapi demikian cara menjawab dpt berbeda-beda. Cara menjawab pd aspek / individu tertentu mungkin dpt dilakukan dgn cara menunjukkan respon yg dimaksud tapi aspek / individu lain mungkin dpt menjawab secara lisan.

Kelebihan dan kekurangan masing-masing cara menjawab dpt disesuaikan dgn kebutuhan individu / kebutuhan aspek teoritisnya. Konstruk keratifitas verbal, misalnya, apakah dpt dilakukan dgn model jawaban tulis ataukah harus dgn jawaban lisan merupakan salah satu contoh bagaimana cara merespon jawaban perlu dipertimbangkan.

ii. Memperagakan

Respon lain yg dpt dilakukan individu adlh dgn memperagakan. Respon ni mungkin akan banyak dibutuhkan pd saat tes mengenai keahlian yg dimiliki individu. Konstruk keahlian yg dipilih kemudian dibuat aitem yg dpt menunjukkan pd saat apa keahlian tertentu dpt muncul. Salah satu konstruk yg dpt dilakukan dgn respon memperagakan adlh konstruk kemampuan presentasi.Berdasarkan konstruk ini, individu dpt menunjukkan keahliannya mempresentasikan sesuatu.

iii. Menulis

Respon lain yg dpt dilakukan individu adlh menulis, baik menulis cerita, menulis jawaban / membuat gambar. Tes-tes tertentu memberi aitem sebagai stimulus berupa gambar yg harus direspon dgn gambar juga, misalnya wartegg. Tapi tes yg lain meminta individu untk menuliskan cerita yg umumnya akan dianalisa menggunakan konsep grafologi, dsb.

iv. Menceritakan

Model respon ni banyak digunakan dlm tes yg mencoba menggali aspek afektif (performa tipikal).Berdasarkan konsep ini, aitem dpt berupa gambar abstrak / gambar orang dan situasi, / gambar binatang dan situasi, / yg lainnya.Beberapa tes yg menggunakan konsep menceritakan dlm respon yg diharapkan adlh tes Ro, TAT, CAT, dsb.

i. Menilai Respon

Hasil akhir dari tiap aitem adlh bagaiman menilai respon yg dilakukan oleh individu yg dikenakan tes dari instrumen pengukuran psikologi. Penilaian yg tepat akan mengarahkan pd hasil yg tepat dan otomatis akan meningkatkan validitas dari aitem yg dimaksud.

i. Benar-Salah

Merupakan salah satu cara menilai respon dari individu. Respon dpt dikelompokkan benar apabila respon yg harusnya diberikan sesuai dgn respon yg diharapkan dan sebaliknya. Model penilaian benar-salah dpt diberikan skor pd jawaban benar dan tak diberikan skor pd jawaban salah / dpt diberikan skor ganda pd jawaban benar dan dikurangi pd jawaban salah.

Hal yg menjadi panduan dlm penilaian disesuaikan dgn tingkat kesukaran aitem sehingga aitem yg lebih sulit akan diskor lebih tinggi apabila individu menjawab dgn benar.

ii. Tidak Ada yg Salah

Penilaian ni umumnya diberikan pd tes yg bersifat menggali aspek afektif.Tidak adanya jawaban salah bukan berarti respon tak dpt di skor.Penentuan skor ni dpt dilihat dari sifat aitem apakah bersifat favorable / unfavorable. Jika respon pd aitem yg favorable maka respon yg positif terhadap aitem akan mendapat skor tinggi dan sebaliknya.

iii. Keluasan Respon

Respon lain yg diharapkan dari individu adlh keluasan respon dari individu. Keluasan ni dpt berarti semakin banyak, semakin dalam, / lainnya berdasarkan aitem yg diberikan pd individu.Tes kreatifitas verbal dpt menjadi salah satu contoh untk instrument yg melakukan pengukuran konstruk ini.

Sekian artikel tentang Spesifikasi Tes dan Konstruksi Alat Ukur Tes Psikologi.

0 Response to "Spesifikasi Tes & Konstruksi Alat Ukur Tes Psikologi"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *