This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Inspiratif] KISAH INSPIRATIF : "Inbox dari Ayah Teruntuk Seorang Putranya"

KISAH INSPIRATIF : "Inbox dari Ayah Teruntuk Seorang Putranya"
9Trendingtopic - "Inbox dari Ayah Teruntuk Seorang Putranya"


SEORANG pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login facebook. Pertama kali yg dia cek adlh inbox. Hari ni terlihat sesuatu yg tak dia pedulikan selama ini. Bagian ‘OTHER’ di inboxnya. Ada dua pesan. Pesan pertama, spam. Pesan kedua, dia membukanya. Ternyata pesan 3 bulan yg lalu. Dia baca isinya:

“Salam. Ini kali pertama abah mencoba menggunakan facebook. Abah coba tambah kamu sebagai teman tapi tak bisa. Abah jg tak terlalu paham benda ini. Abah coba kirim pesan ni kepada kamu. Maaf, abah tak pandai mengetik. Ini pun kawan abah yg mengajarkan.

Ingatkah saat pertama kali kamu punya HP? Saat itu kamu kelas 4 MI. Abah kasian semua anak-anak sekarang punya HP. Jadi, abah hadiahkan pd kamu satu. Dengan harapan kamu akan telpon abah kalau kamu mau cerita tentang masalah asrama, sekolah / apa-apa saja. Tapi, kamu hanya telpon abah seminggu sekali. Tanya tentang uang makan dan jajan. Abah berpikir juga, isi ulang pulsa 100 ribu tapi telpon abah tak sampai 5 menit. Sudah habiskah pulsanya?

Saat kamu kecil dulu, abah masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik panggil, ‘Abah, abah, abah’. Abah bahagia sekali anak lelaki abah panggil abah. Panggil Umi.

Abah senang bisa berbicara dgn kamu walaupun kamu mungkin tak ingat dan tak paham apa yg abah ucapkan di umur kamu 4 / 5 tahun. Tapi, percayalah. Abah dan Umi bicara dgn kamu banyak sekali. Kamulah penghibur kami di saat kami berduka. Walaupun hanya dgn gelak tawamu. Saat kamu masuk MI.

Abah ingat kamu selalu bercerita dgn abah ketika membonceng motor dgn abah tiap pergi dan pulang sekolah. Banyak yg kamu ceritakan pd abah. Tentang ibu guru, sekolah, teman-teman. Abah jadi makin bersemangat bekerja keras mencari uang untk biaya kamu ke sekolah. Sebab kamu lucu sekali. Menyenangkan. Ayah mana yg tak gembira kalau anaknya suka ke sekolah untk belajar.

Ketika kamu masuk MTs. Kamu mulai punya kawan-kawan baru. Kamu pulang dari sekolah, kamu langsung masuk kamar. Kamu keluar pas waktu makan saja. Kamu keluar rumah dgn kawan-kawanmu. Kamu mulai jarang bercerita dgn abah. Kamu pandai. Akhirnya masuk asrama di Aliyah. Di asrama, jarak antara kita makin jauh. Kamu mencari kami saat perlu. Kamu biarkan kami saat tak perlu.

Abah tahu, naluri remaja. Abah pun pernah muda. Akhirnya, abah tahu kalau ternyata kamu menyukai seorang gadis. Ketika masuk kuliah, sikap kamu sama saja dgn ketika di Aliyah. Jarang hubungi kami. Sewaktu pulang liburan, kamu sibuk dgn HP kamu, dgn laptop kamu, dgn internet kamu, dgn dunia kamu.

Abah bertanya-tanya sendiri dlm hati. Adakah kawan istimewa itu lebih penting dari Abah dan Umi? Adakah Abah dan Umi cuma diperlukan saat kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?

Akhirnya, kamu jarang berbicara dgn abah lagi. Kalau pun bicara, dgn jari-jemari. Berjumpa tapi tak berkata-kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu hari raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, kamu tak pulang liburan lagi.

Malam ini, abah sebenarnya rindu sekali pd kamu. Bukan mau marah / mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma abah sudah terlalu tua. Abah sudah di penghujung usia 60 an. Kekuatan abah tak sekuat dulu lagi. Abah tak minta banyak…

Kadang-kadang, abah cuma mau kamu berada di sisi abah. Berbicara tentang hidup kamu. Meluapkan apa saja yg terpendam dlm hati kamu. Menangis pd abah. Mengadu pd abah. Bercerita pd abah seperti saat kamu keci dulu. Apapun.

Maafkan abah atas curhat abah ini. Jagalah solat. Jagalah hati. Jagalah Iman. Mungkin kamu tak punya waktu berbicara dgn abah. Namun, jangan sampai kamu tak punya waktu berbicara dgn Allah.

Jangan letakkan cinta di hati pd seseorang melebihi cinta kepada Allah. Mungkin kamu mengabaikan abah. Tapi jangan kamu mengabaikan Allah. Maafkan abah atas segalanya.”

Pemuda meneteskan air mata. Dalam hati perih tak terkira. Bagaimana tidak, tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3 bulan beliau pergi untk selama-lamanya. Di saat tak mungkin lagi mampu memeluk tubuh tua ayahnya.
Sumber : Islampos.com

source : http://pinterest.com, http://9trendingtopic.blogspot.com, http://google.com



0 Response to "[Inspiratif] KISAH INSPIRATIF : "Inbox dari Ayah Teruntuk Seorang Putranya""

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *