This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Lahirnya Majapahit

Lahirnya Kerajaan Majapahit



Lahirnya Majapahit
Lambang Kerajaan Majapahit


Nagarakretagama yg ditulis pd pertengahan abad ke-14 menyebut pendiri Majapahit bernama Dyah Wijaya. Gelar dyah merupakan gelar kebangsawanan yg populer saat itu dan menjadi cikal bakal gelar Raden. Istilah Raden sendiri diperkirakan berasal dari kata Ra Dyah / Ra Dyan / Ra Hadyan.

Nama asli pendiri Majapahit yg paling tepat adlh Nararya Sanggramawijaya, karena nama ni terdapat dlm prasasti Kudadu yg dikeluarkan oleh Wijaya sendiri pd tahun 1294. Gelar Nararya jg merupakan gelar kebangsawanan, meskipun gelar Dyah lebih sering digunakan.

Menurut prasasti Kudadu, pd tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang terhadap kekuasaan Kerajaan Singhasari. Raden Wijaya ditunjuk Kertanegara untk menumpas pasukan Gelang-Gelang yg menyerang dari arah utara Singhasari. Wijaya berhasil memukul mundur musuhnya. Tapi pasukan pemberontak yg lebih besar datang dari arah selatan dan berhasil
menewaskan Kertanagara.

Candi Waringin Lawangdiperkirakan sebagai Gapura Majapahit
Lahirnya Majapahit Dengan puas tentara Singosari kembali menuju ibukota, Betapa terkejutnya mereka ketika sampai di perbatasan sorak sorai tentara musuh yg telah berhasil merusak keraton Singhasari. Raja Śri Kĕrtānegara gugur, kerajaan Singhasāri berada di bawah kekuasaan raja Jayakatwang dari Kadiri. Raden Wijaya berusaha menyelamatkan apa yg masih mungkin bisa diselamatkan, mereka dgn gagah berani menyerbu kedalam istana, tapi karena jumlah tentara kediri yg begitu banyak maka usaha tersebut tak berhasil.

Raden Wijaya kemudian dikepung oleh patih Daha Kebo Mundarang sehingga akhirnya memutuskan untk mengundurkan diri. Raden wijaya dgn pengikutnya Lembu Sora, Gajah Pagon, Medang Dangli, Malusa Wagal, Nambi, Banyak Kapuk, Kebo Kepetengan, Wirota Wiragati dan Pamandana lari melintasi sawah yg baru habis dibajak. Ketika hampir tertangkap oleh Patih Mundarang, Raden Wijaya memancal tanah bajakan sehingga jatuh didada dan dahi ki Patih ,Raden Wijaya pun berhasil lolos dari kejaran musuh.

Wilayah Kekuasaan Majapahit.
Lahirnya Majapahit

Setelah beristirahat sejenak Raden Wijaya kemudian membagi-bagikan celana gringsing kepada pengikut-pengikutnya tiap orang sehelai dan diperintahkan ngamuk, Pada waktu menjelang malam ketika tentara Kediri sedang berpesta pora Raden Wijaya dan para pengikutnya kembali lagi masuk kedalam keraton Singhasari.

Putri Kertanegara yg bungsu yaitu Gayatri ditawan oleh muduh dan dibawa ke Kediri sedangkan putri yg sulung yaitu Tribuaneswari berhasil diselamatkan oleh Raden Wijaya. Atas nasehat Lembu Sora, Raden Wijaya bersama Putri dan para pengikutnya kemudian mundur ke luar kota menuju arah utara karena tak ada gunanya melanjutkan perang yg pasti akan membawa kekalahan karena jumlah tentara Kediri jauh lebih besar.

Candi KedatonReruntuhan Istana Majapahit
Lahirnya Majapahit Masih ada kira kira 600 orang pengikut Raden Wijaya. Paginya ia bertemu lagi dgn musuh, banyak prajurit yg putus asa dan meninggalkannya, hingga pengikutnya tinggal sedikit. Maka Wijaya bermaksud meneruskan perjalanan menuju ke Terung untk minta bantuan kepada Akuwu Terung, Wuru Agraja yg diangkat sebagai akuwu oleh Mendiang Sri Kertanegara., dgn harapan memperoleh bantuan untk mengumpulkan orang di sebelah timur dan timur laut Terung.

Maka pengikut Wijaya menjadi gembira dan pd malam harinya mereka berangkat ke barat melalui Kulawan yg telah dijadikan benteng oleh musuh, di mana ia menjumpai musuh yg besar jumlahnya.

Arca Pertapa Hindu Jaman Kerajaan Majapahit.
Lahirnya Majapahit
Raden Wijaya dikejar oleh musuh dan lari ke utara menuju Kembangsri (Bangsri), di mana ia berjumpa lagi dgn musuh, hingga ia terpaksa bergegas mencebur ke Bengawan dan menyeberanginya. Di sungai ni banyak prajuritnya yg tewas terkena tumbak musuh. Banyak yg lari mencari hidup sendiri-sendiri.

Sesampainya di seberang sungai pengikut Wijaya tinggal duabelas orang. Pada pagi hari rombongan Wijaya diketemukan oleh rakyat Kudadu. Disana Raden Wijaya diterima dan dijamu ketua desa yg bernama Macan Kuping dgn kelapa muda dan nasi putih. Raden wijaya sangat terharu atas sambutan tersebut . Gajah Pagon yg menderita luka cukup parah di pahanya akhirnya ditinggal di Dusun pandak, disembunyikan di tengah ladang.

Raden Wijaya kemudian melanjutkan perjalanan Ke Pulau Madura diantar sampai di daerah Rembang. Dalam Pararaton dusun Pandak tak disebut yg disebut ialah datar. Lempengan tembaga yg terdapat di Gunung Butak di daerah Mojokerto yg dikeluarkan oleh Raden Wijaya setelah menjadi Raja Majapahit terkenal dgn Piagam Kudadu sebagai ungkapan terima kasih Raden Wijaya kepada ketua dusun kudadu yg pernah menerimanya dgn ramah sebelum melanjukan perjalanan ke Madura.

Berkat pertolongan Kepala Desa Kudadu, rombongan Raden Wijaya dpt menyeberangi laut menuju Madura untk meminta perlindungan dari Arya Wiraraja, seorang Bupati Singhasari yg ditempatkan di didaerah tersebut.. Raden Wijaya Tiba di Madura Setibanya di Pulau Madura, Raden Wijaya dan pengikutnya segera menemui Arya Wiraraja.
Sikap Arya Wiraraja sebagai Bupati Singhasari tak berubah meskipun tahu Kerajaan Singhasari telah runtuh. Sambutan yg demikian membuat Raden Wijaya terharu sehingga menjanjikan apabila berhasil mengembalikan kekuasaan yg telah direbut Jayakatwang maka wilayah kerajaan setengahnya akan diberikan kepada Arya Wiraraja. Arya Wiraraja sangat senang mendengar janji Raden Wijaya dan akan berupaya mengerahkan segala kekuatan yg dimilikinya untk mewujudkan keinginan Raden Wijaya tersebut.

Prajurit Majapahit
Lahirnya Majapahit


Lahirnya Majapahit
Arya Wiraraja jg memberi nasehat agar Raden Wijaya menyerah dan mengabdi kepada Prabu Jayakatwang di Kediri dan selama tinggal di istana, Raden Wijaya diminta menyelidiki sampai dimana kekuatan tentara Kadiri. Setelah itu Raden Wijaya diminta mengajukan permohonan kepada Prabu Jayakatwang untk membuka hutan dan tanah tandus di daerah Tarik dan Arya Wiraraja akan mengirimkan orang-orang Madura untk membantunya.

Buah Maja
Lahirnya Majapahit
Konon, buah maja ditemukan pd saat Raden Wijaya diijinkan membuka hutan Tarik Demikianlah Arya Wiraraja kemudian mengirimkan utusan ke Kadiri untk menyampaikan bahwa Raden Wijaya menyerah dan bermaksud untk mengabdi kepada Prabu Jayakatwang. Permohonan tersebut disetujui oleh Prabu Jayakatwang.

Raden Wijaya kemudian berangkat ke Kadiri dgn diantar oleh Arya Wiraraja sampai di daerah Terung dan Raden Wijaya kemudian dijemput oleh patih kadiri yaitu Sagara Winotan dan Yangkung Angilo di daerah Jung Biru. Adapun Tribhuwaneswari yg turut serta dlm perjalanan Raden Wijaya ke Madura dititipkan ke pd Arya Wiraraja.

Kedatangan Raden Wijaya dan para pengikutnya di Kadiri bertepatan dgn perayaan hari raya Galungan. Setelah cukup lama mengabdi di Kadiri Raden Wijaya kemudian mengusulkan untk membuka daerah tarik (daerah Sidoarjo) menjadi hutan perburuan bagi Prabu Jayakatwang yg suka berburu. Usul tersebut segera disetujui tanpa curiga. Daerah Tarik terletak di tepi sungai Brantas dekat pelabuhan Canggu yg sekarang terletak di sebelah Timur Mojokerto.

Raden Wijaya Segera mengirim Wirondaya ke Sumenep Madura untk melaporkan persetujuan tersebut kepada Bupati Madura Arya Wiraraja. Arya Wiraraja kemudian mengerahkan orang Madura untk membuka Hutan tarik Dalam waktu singkat hutan tarik berhasil dibuka dan orang Madura yg membantu pembukaan hutan tersebut kemudian menetap di daerah tersebut. Daerah tersebut kemudian dinamakan Majapahit / Wilwatikta.

Konon pd saat itu, seorang tentara yg haus mencoba memakan buah maja yg banyak terdapat pd tempat itu dan menemukan bahwa ternyata rasanya pahit sehingga daerah itu dinamai demikian. Wilwa artinya buah Maja, Tikta artinya pahit. Setelah Hutan Tarik berhasil dibuka, Raden Wijaya kemudian minta izin kepada Prabu Jayakatwang untk menengok daerah tersebut.

Prabu Jayakatwang mengizinkan asal tak lama tinggal didaerah tersebut. Demikianlah akhirnya Raden wijaya berangkat bersama pengiringnya pd hari mertamasa. Pada hari ke tujuh Raden Wijaya akhirnya sampai di daerah Tarik dan tinggal di Pesanggrahan yg terbuat dari bambu yg dikelilingi kolam. Panji Wijayakrama memberikan uraian yg sangat jelas tentang keberadaan daerah Majapahit sebagai berikut :
  • Kota yg dibangun menghadap ke sungai yg besar yaitu sungai brantas yg mengalir dari Kediri sampai ke laut.
  • Sungai kecil yg mengalir dari selatan yaitu kali mas yg pd jaman tersebut disebut kali Kancana.
  • Perahu dagang hilir mudik silih berganti dikemudikan oleh orang Madura. · Orang Madura mengalir tak putus putusnya ke Majapahit, mereka menetap di Majapahit bagian utara yg dinamakan Wirasabha. ·
  • Disebelah tenggara kota adlh jembatan.
  • Daerah yg dibuka sebagian besar berupa sawah dan perkebunan yg ditanami bunga, pucang, pinang , kelapa dan pisang ·
  • Telah tersedia tahta dari batu putih tempat duduk Raden Wijaya yg dinakaman Wijil Pindo yg artinya pintu kedua.
Raden Wijaya pandai mengambil hati rakyat Majapahit yg baru saja menetap di daerah Tarik, orang orang dari Daha dan Tumapel kemudian banyak yg menetap di daerah Majaphit. Di desa ni Raden Wijaya kemudian memimpin dan menghimpun kekuatan, khususnya rakyat yg loyal terhadap mendiang Prabu Kertanegara yg berasal dari daerah Daha dan Tumapel.

Arya Wiraraja sendiri menyiapkan pasukannya di Madura untk membantu Raden Wijaya bila saatnya diperlukan. Rupanya ia pun kurang menyukai Raja Jayakatwang. Banyak Kapuk dan Mahisa Pawagal yg diutus oleh Raden Wijaya ke sumenep Madura telah sampai. Semua pesan Raden Wijaya telah disampaikan kepada Arya Wiraraja.

Ketika mereka akan kembali putra Arya Wiraraja yg bertempat di dusun Tanjung di sebelah Barat Madura dikirim ke Majapahit membawa pesan ayahnya bahwa Arya Wiraraja belum bisa datang ke Majapahit dan Arya Wiraraja akan secepatnya mengirim utusan ke Tiongkok untk minta bantuan tentara Tartar. Banyak Kapuk dan Mahisa Pawagal akhirnya pulang ke majapahit mengiringi Putri Tribhuwaneswari dan Putra Arya Wiraraja yaitu Ranggalawe.

Nama Ranggalawe adlh pemberian Raden Wijaya kepada putra Arya Wiraraja tersebut karena ketegasan tindak tanduknya pd saat pertama kali bertemu Raden Wijaya. Lawe artinya benang / wenang karena dia diberikan wewenang untk memerintah seluruh rakyat Madura dan diberi pangkat Rangga.

Keesokan harinya Raden Wijaya bersama Ranggalawe, Ken Sora dan para Wreddha Menteri lainnya menyusun siasat untk menyerang kerajaan kediri. Tapi sebelum penyerangan dilaksanakan Ranggalawe minta ijin pulang ke Madura untk mengambil kuda ayahnya yg berasal dari daerah Bima dan kuda kuda lainnya untk tunggangan para panglima pasukan. Usul tersebut disetujui akhirnya Ranggalawe pulang ke Madura.
Raden Wijaya telah lama meninggalkan kediri, akhirnya pd bulan Waisaka datang utusan dari Prabu Jayakatwang yg bernama Sagara Winotan yg meminta kepada Raden Wijaya untk balik ke Kediri karena Prabu Jayakatwang akan melaksanakan perburuan di daerah baru tersebut. Pada saat Sagara Winotan ada di Majapahit datanglah Ranggalawe dgn kuda kuda perangnya dari Madura. Kuda kuda tersebut kemudian diturunkan dari atas Kapal.

Arca Raden Wijaya
Lahirnya Majapahit
Segara Wionotan terheran heran melihatnya. Untuk menghindari kecurigaan dari utusan kediri tersebut, Raden wijaya kemudian menjelaskan bahwa kuda kuda tersebut akan dipergunakan untk persiapan berburu Prabu Jayakatwang. Segara Winotan percaya akan maksud baik Raden Wijaya dan ingin segera melihat sepak terjang orang orang Madura dlm melaksanakan perburuan. Tapi perkataan Segara Winotan tanpa disadari telah menyinggung hati Ranggalawe sehingga menyahut “ apa bedanya tindak landuk petani Madura dgn orang Daha, segera engkau akan mengetahui kemampuan orang Madura “. Raden Wijaya terkejut mendengar teriakan lantang Ranggalawe.

Kalau hal tersebut dibiarkan maka akan terjadi perselisihan diantara kedua orang tersebut dan apa yg telah dirahasiakan selama ni akan terbongkar. Untuk menenangkan suasana Ken Sora kemudian mengajak Ranggalawe untk mengawasi penurunan kuda kuda dari kapal. Segara Winotan yg terkejut dgn teriakan Ranggalawe segera menanyakan siapakan gerangan orang tersebut.

Raden Wijaya menjelaskan bahwa orang tersebut adlh Kemenakan Ken Sora dari Tanjung sebelah barat Madura. Ucapannya kasar karena dia adlh petani bentil, karena itu janganlah terlalu diambil hati. Segera Winota kemudian kembali ke Daha. Kuda yg dibawa oleh Ranggalawe dari Madura berjumah 27 ekor kemudian dibagikan kepada para pemimpin pasukan. Segara Winotan telah kembali ke Kerajaan Kediri kemudian melaporkan ke hadapan Prabu Jayakatwang persiapan berburu yg telah dilakukan oleh Raden Wijaya, tanpa mengetahui keadaan yg sebenarnya. Maklumlah selama di daerah Tarik Segara Winotan hanya diterima di daerah Warasaba dan tak diberi kesempatan untk melihat keadaan kota.

Raden Wijaya sangat pintar untk menerima tamunya sedemikian rupa sehingga Segara Winotan tak mengetahui persiapan perang yg sedang direncanakan oleh Raden Wijaya. Arya Wiraraja telah bersiap siap untk berangkat ke Majapahit diiringi Bala tentaranya dari Madura. Kedatangannya dgn perahu sampai di Canggu disambut oleh Raden Wijaya dan ditempatkan di Pesanggarahan yg telah dipersiapkan untuknya.

Arya Wiraraja minta maaf kepada Raden Wijaya karena telah mengambil keputusan tanpa persetujuan dari Raden Wijaya yg menjanjikan 2 orang putri dari Tumapel akan diserahkan kepada Kaisar Tartar bila mampu menundukkan kerajaan Kediri dibawah pimpinan Prabu Jayakatwang. Kaisar Tartar berjanji bahwa pasukan Tartar akan datang pd bulan Waisaka.

Dalam menyusun siasat untk menyerang Kerajaan Kediri, Ranggalawe mengusulkan agar pasukan majapahit dipecah menjadi 2 yaitu ·
  • Arya Wiraraja memimpin pasukan yg bergerak melalui jalan raja, lewat Linggasana.
  • Raden Wijaya memimpin pasukan yg melalui Singhasari. Ranggalawe akan ikut dlm pasukan pimpinan Raden Wijaya, kedua pasukan akan bertemu di daerah Barebeg.
Dalam Kidung Harsa Wijaya Pupuh IV diuraikan tentang peperangan Majapahit dgn Kerajaan Kediri. Ranggalawe berpendapat tidaklah mungkin terjadinya perang tanpa ada penyebabnya, karena hal tersebut akan menimbulkan tuduhan bahwa Raden Wijaya tak tahu berterima kasih akan kebaikan Prabu Jayakatwang yg telah menerima Raden Wijaya dan pengikutnya dgn baik selama mengabdi di kerajaan Kediri.

Oleh karena itu Ranggalawe mengusulkan agar Raden Wijaya mengirimkan utusan ke Prabu Jayakatwang untk meminta putri Puspawati dan Gayatri yaitu putri Prabu Kertanagara yg ditawan oleh Kerajaan Kadiri. Jika permintaan tersebut tak dikabulkan maka alasan tersebutlah yg akan dipakai dasar untk menyerang Kerajaan Kediri. Ken Sora, Gajah Pagon dan Lembu Peteng lebih cendrung untk memberontak begitu saja, karena bukan tak mungkin prabu Jayakatwang akan meluluskan permintaan Raden Wijaya tersebut.

Nambi mengusulkan agar tentara Majapahit berusaha memikat Menteri Menteri kerajaan Daha sehingga ikut membantu pemberontakan terhadap pemerintahan prabu Jayakatwang. Usul tersebut ditolak oleh Podang yg mendapat dukungan dari Panji Amarajaya, Jaran Waha, Kebo Bungalan dan Ranggalawe. Karena pandapat yg berbeda beda tersebut akhirnya mereka semua minta pendapat dari Arya Wiraraja, karena telah terbukti Arya Wiraraja pandai memberi nasehat kepada Raden Wijaya. Arya Wiraraja memberi nasehat agar Raden Wijaya bersabar menunggu kedatangan Pasukan dari Tartar sebulan lagi.

Pasukan Berkuda Mongol
Lahirnya Majapahit


Lahirnya Majapahit
Akhirnya pd tanggal 1 Maret 1293, 20.000 pasukan Mongol mendarat di Jawa. disebelah barat Canggu dan langsung membuat benteng pertahanan di lembah Janggala. Disebutkan bahwa utusan yg dikirim ke Jawa terdiri dari tiga orang pejabat tinggi kerajaan, yaitu Shih Pi, Ike Mese, dan Kau Hsing. Hanya Kau Hsing yg berdarah Cina, sedangkan dua lainnya adlh orang Mongol. Mereka diberangkatkan dari Fukien membawa 20.000 pasukan dan seribu kapal.

Kublai Khan membekali pasukan ni untk pelayaran selama satu tahun serta biaya sebesar 40.000 batangan perak. Shih Pi dan Ike Mese mengumpulkan pasukan dari tiga provinsi: Fukien, Kiangsi, dan Hukuang. Sedangkan Kau Hsing bertanggung jawab untk menyiapkan perbekalan dan kapal. Pasukan besar ni berangkat dari pelabuhan Chuan-chou dan tiba di Pulau Belitung sekitar bulan Januari tahun 1293.

Di sini mereka mempersiapkan penyerangan ke Jawa selama lebih kurang satu bulan. Kekuatan Satuan Tugas Expedisi Tartar. Untuk mendapatkan gambaran betapa besar kekuatan Satuan Tugas Expedisi Tartar ke Jawa kami mencoba membuat analisa data yg disebut dlm buku W.P.Groeneveldt. Analisa ni jg untk mendapatkan gambaran susunan dari Satuan Tugas ini.

Armada tugas berkekuatan 1000 kapal dgn perbekalan cukup untk satu tahun. Gubernur Fukien diperintahkan oleh Kubilai Khan untk menghimpun pasukan berkekuatan 20.000 dari propinsi-propinsi Fukien, Kiang-si dan Hukuang. Tiga propinsi ni berada di Cina Selatan. Fukien berbatasan dgn laut selat Taiwan. Pasukan ni dikumpulkan di pelabuhan propinsi Fukien bernama Chuan-chau dari mana armada diberangkatkan.

Jadi pasukan yg dikumpulkan dari tiga propinsi adlh terdiri dari orang Cina. Sebagai pemimpin umum ditunjuk Shih-pi dan Ike Mese dan Kau Hsing sebagai pembantu-pembantunya. Dari namanya dpt diperkirakan, Shih-pi dan Ike Mese adlh berasal dari Mongolia (Tartar asli) sedang Kau Hsing adlh Cina. Pasukan Tartar yg menyerbu ke Eropa terkenal karena pasukan kudanya.

Jadi dpt diperkirakan pasukan kavaleri yg ikut ke Jawa ni terdiri atas orang-orang Tartar. Selain dari tiga propinsi di atas disebut pula adanya beberapa kesatuan yg dikumpulkan di Ching-yuan (sekarang Ning-po) di sebelah selatan Syang-hai. Shih-pi dan Ike Mese lewat daratan dgn pasukan itu berjalan dari sini menuju Chuan-chou, sedang Kau Hsing mengangkut perbekalan dgn kapal.

Jadi diperkirakan pasukan yg berkumpul di Ning-po ni adlh kesatuan-kesatuan berkuda (kavaleri) yg disebut dlm laporan Shih-pi berkekuatan 5000 orang, kiranya terdiri dari orang-orang Tartar. Maka dpt diperkirakan, expedisi yg berkekuatan 20.000 orang ni terbagi dlm infanteri 15.000 orang. Dalam kronik Cina itu tak disebut berapa besar jumlah awak kapal yg 1000 buah itu. Kalau tiap kapal berawak kapal 10 orang maka seluruhnya akan berjumlah 10.000 orang pelaut.

Jadi seluruh expedisi ni berkekuatan 1000 kapal, kira-kira 30.000 prajurit dan 5000 kuda. Sesampainya di Tuban expedisi tersebut, seperdua dari kekuatan tempur didaratkan di sini dan menuju Pacekan lewat darat. Bagian yg lewat darat ni dipimpin oleh Kau Hsing terdiri atas kavaleri dan infanteri sedang seorang “Commander of Ten Thousand” (Pangleksa) meminpin pasukan pelopor.

Shih-pi dgn seperdua bagian lainnya menuju Ujunggaluh lewat laut membawa perbekalan armada dipimpin oleh Ike Mese. Kiranya bagian yg dgn kapal ni adlh kesatuan-kesatuan bantuan dan senjata bantuan, kesatuan perbekalan dan kesatuan senjata berat, pelempar peluru (batu?). Mengingat keadaan medan di Jawa diperkirakan banyak terdiri dari rawa-rawa maka senjata berat ni akan selalu disiapkan di kapal saja.

Bagian terbesar dari expedisi ni adlh kesatuan infanteri. Maka dpt diperkirakan seluruh kekuatan expedisi terbagi atas kesatuan kavaleri 5000 orang, kesatuan infanteri kira-kira 10.000 orang dan kesatuan bantuan kira-kira 5000 orang yg dpt dipakai sebagai bantuan cadangan. Perjalanan menuju Pulau Belitung yg memakan waktu beberapa minggu melemahkan bala tentara Mongol karena harus melewati laut dgn ombak yg cukup besar.

Banyak prajurit yg sakit karena tak terbiasa melakukan pelayaran. Di Belitung mereka menebang pohon dan membuat perahu (boats) berukuran lebih kecil untk masuk ke sungai-sungai di Jawa yg sempit sambil memperbaiki kapal-kapal mereka yg telah berlayar mengarungi laut cukup jauh. Penyerangan Kerajaan Kadiri Pada bulan kedua tahun itu Ike Mese bersama pejabat yg menangani wilayah Jawa dan 500 orang menggunakan 10 kapal berangkat menuju ke Jawa untk membuka jalan bagi bala tentara Mongol yg dipimpin oleh Shih Pi.

Ketika berada di Tuban mereka mendengar bahwa raja Kartanagara telah tewas dibunuh oleh Jayakatwang yg kemudian mengangkat dirinya sebagai raja Singhasari. Oleh karena perintah Kublai Khan adlh menundukkan Jawa dan memaksa raja

Singhasari, siapa pun orangnya, untk mengakui kekuasaan bangsa Mongol, maka rencana menjatuhkan Jawa tetap dilaksanakan. Sebelum menyusul ke Tuban orang-orang Mongol kembali berhenti di Pulau Karimunjawa untk bersiap-siap memasuki wilayah Singhasari. Setelah berkumpul kembali di Tuban dgn bala tentara Mongol. Ike Mese mengetahui kalau Kertanegara memiliki ahli waris bernama Raden Wijaya.

Ia pun mengirim utusan menemui Raden Wijaya yg berkampung di Majapahit. Raden Wijaya bersedia menyerah dan tunduk kepada Mongol asalkan terlebih dahulu dibantu mengalahkan Jayakatwang raja Kadiri. Ike Mese kemudian diundang ke desa Majapahit. Diputuskan bahwa Ike Mese akan membawa setengah dari pasukan kira-kira sebanyak 10.000 orang berjalan kaki menuju Singhasari, selebihnya tetap di kapal dan melakukan perjalanan menggunakan sungai sebagai jalan masuk ke tempat yg sama.

Sebagai seorang pelaut yg berpengalaman, Ike Mese, yg sebenarnya adlh suku Uigur dari pedalaman Cina bukannya bangsa Mongol, mendahului untk membina kerja sama dgn penguasa-penguasa lokal yg tak setia kepada Jayakatwang. Kisah serangan Mongol terhadap Jawa tersebut tercantum dlm Catatan Sejarah Dinasti Yuan yg telah diterjemahkan oleh W.P. Groeneveldt, dlm bukunya, Notes on The Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Sources (1880).

Menurut cerita Pararaton Permohonan Arya Wiraraja kepada Kaisar Tiongkok untk memperoleh bantuan dlm usahanya menyerang kerajaan Kediri dgn janji dua orang putri dari Tumapel dan seorang Putri dari Kerajaan Kediri yaitu Ratna Kesari pd hakikatnya adlh bumbu romantis dari pengiriman tentara tersebut. Tanpa permohonan bantuan dan janji tersebut tentara Tartar pasti datang ke Jawa untk menuntut balas atas penghinaan utusannya yg bernama Meng ki oleh Prabu Kertanegara.

Di muka telah diuraikan bagaimana watak Kaisar Kubilai Khan yg sangat ambisius untk memperluas daerah kekuasaannya, tapi hal tersebut berbenturan dgn Prabu kertanagara yg sadar akan keagungannya sebagai raja yg berdaulat sehingga tak mau tunduk begitu saja akan keinginan kaisar Kubilai Khan. Armada kapal kerajaan Mongol selebihnya dipimpin langsung oleh Shih Pi memasuki Jawa dari arah sungai Sedayu dan Kali Mas. Setelah mendarat di Jawa, ia menugaskan Ike Mese dan Kau Hsing untk memimpin pasukan darat.

Kubilai Khan
Lahirnya Majapahit

Beberapa panglima “pasukan 10.000-an” turut mendampingi mereka. Sebelumnya, tiga orang pejabat tinggi diberangkatkan menggunakan ‘kapal cepat’ menuju ke Majapahit Untuk mempermudah gerakan bala tentara asing ini, Raden Wijaya memberi kebebasan untk menggunakan pelabuhan-pelabuhan yg ada di bawah kekuasaannya dan bahkan memberikan panduan untk mencapai Daha, ibukota Singhasari.

Ia jg memberikan peta wilayah Singhsari kepada Shih Pi yg sangat bermanfaat dlm menyusun strategi perang menghancurkan Jayakatwang. Selain Majapahit, beberapa kerajaan kecil turut bergabung dgn orang-orang Mongol sehingga menambah besar kekuatan militer sudah sangat kuat ketika berangkat dari Cina. Persengkongkolan ni terwujud sebagai ungkapan rasa tak suka mereka terhadap raja Jayakatwang yg telah membunuh Kartanegara melalui sebuah kudeta yg keji. Berita pendaratan pasukan dari Tartar telah tersiar sampai di kerajaan Kediri, berita pendaratan tersebut ditambah dgn pemberontakan rakyat Majapahit dan penduduk di sebelah timur Tegal bobot sari dipimpin oleh Arya Wiraraja.

Berita tersebut menimbulkan keributan antara rakyat dan tentara Kediri, Segara Winotan dituduh berkhianat kepada raja karena memberikan laporan yg tak sebenarnya, segala kesalahan ditumpahkan kepadanya. Puncak keributan tersebut berupa penghunusan keris oleh Kebo Rubuh yg siap ditikamkan kepada Segara Wonotan tetapi dgn cepat berhasil dicegah oleh Prabu Jayakatwang. Pada saat itu datang akuwu di Tuban yg memberikan laporan bahwa tentara Tartar telah mendarat di daerah tersebut.

Mereka merusak Kota Tuban, rakyat banyak yg lari mengungsi. Prabu Jayakatwang menyadari bahwa negara benar benar dlm keadaan terancam. Pasukan harus segera dipersiapkan untk menghadapi musuh yg akan datang. Untuk membendung tentara Tartar dan majapahit akhirnya diputuskan tentara Kediri akan dibagi dlm 3 pertahanan yaitu :
  • Mahisa Antaka dan Bowong memimpin pertahanan di bagian Utara , Prabu Jayakatwang ikut dlm pertahanan ini.
  • Sagara Winotan dan Senapati Rangga Janur memimpin pertahanan di bagian Timur.
  • Kebo Mudarang dan senapati Pangelet memimpin pertahaan bagian selatan
Prabu Jayakatwang sangat marah kepada Raden Wijaya sehingga memutuskan menyerang musuh yg sedang bergerak. Tentara Kadiri menyerang Majapahit dari tiga jurusan yaitu fron utara dipimpin oleh para adipati dan anjuru, fron selatan dipimpin oleh Menteri Araraman dan fron timur dipimpin oleh prajurit yg langsung berhadapan dgn pasukan dari Majapahit. Tapi semuanya dpt dipukul mundur oleh pasukan Majapahit dan Mongol.

Pada bulan ketiga tahun 1293, setelah seluruh pasukan berkumpul di mulut sungai Kali Mas, penyerbuan ke kerajaan Kediri mulai dilancarkan. Kekuatan kerajaan Kediri di sungai tersebut dpt dilumpuhkan, lebih dari 100 kapal berdekorasi kepala raksasa dpt disita karena seluruh prajurit dan pejabat yg mempertahankannya melarikan diri untk bergabung dgn pasukan induknya.

Peperangan besar baru terjadi pd hari ke-15, bila dihitung semenjak pasukan Mongol mendarat dan membangun kekuatan di muara Kali Mas, di mana bala tentara gabungan Mongol dgn Raden wijaya berhasil mengalahkan pasukan Kadiri.
Kekalahan ni menyebabkan sisa pasukan kembali melarikan diri untk berkumpul di Daha, ibukota Kadiri. Pasukan Ike Mese, Kau Hsing, dan Raden wijaya melakukan pengejaran dan berhasil memasuki Daha beberapa hari kemudian. Pada hari ke-19 terjadi peperangan yg sangat menentukan bagi kerajaan Kadiri Ike Mese menyerang dari timur, Kau Hsing dari barat, Shih Pi menyusuri sungai, sedangkan pasukan Raden Wijaya sebagai barisan belakang.

Perang meletus tanggal 20 Maret 1293 pagi. Kota Daha digempur tiga kali meskipun sudah dijaga 100.000 orang prajurit. Gabungan pasukan Cina dan Raden Wijaya berhasil membinasakan 5.000 tentara Daha. Dalam Kidung Panji Wijayakrama pupuh VII Segara Winotan berhadapan dgn Ranggalawe di pertahanan bagian Timur. Ranggalawe mengendarai kuda Anda Wesi berhasil melompat kedalam kereta Segara Winotan.

Dalam pertempuran diatas kereta tersebut Ranggalawe berhasil memotong leher Segara Winotan sampai tewas. Di bagian selatan Ken Sora berhasil menangkap kebo Mundarang di lurah Trini Panti. Kebo Mundarang yg sudah tak berdaya berjanji untk menyerahkan anak perempuannya kepada Ken Sora tapi Ken Sora tak sudi mendengarnya.

Dalam peperangan ni dikatakan bahwa pasukan Mongol menggunakan meriam yg pd zaman itu masih tergolong langka di dunia. Terjadi tiga kali pertempuran besar antara kedua kekuatan yg berseteru ni di keempat arah kota dan dimenangkan oleh pihak para penyerbu. Pasukan Kadiri terpecah dua, sebagian menuju sungai dan tenggelam di sana karena dihadang oleh orang-orang Mongol, sedang sebagian lagi sebanyak lebih kurang 5.000 dlm keadaan panik akhirnya terbunuh setelah bertempur dgn tentara gabungan Mongol-Majapahit.

Salah seorang anak Jayakatwang yg melarikan diri ke perbukitan di sekitar ibukota dpt ditangkap dan ditawan oleh pasukan Kau Hsing berkekuatan seribu orang. Dengan kekuatan yg tinggal setengah, Jayakatwang mundur untk berlindung di dlm benteng. Sore hari, menyadari bahwa ia tak mungkin mempertahankan lagi di Daha, Jayakatwang keluar dari benteng dan menyerahkan diri untk kemudian ditawan di benteng pertahan ujung galuh.

Menurut Pararaton dan Kidung Harsawijaya, Jayakatwang meninggal dunia di dlm penjara Ujung Galuh setelah menyelesaikan sebuah karya sastra berjudul Kidung Wukir Polaman. Setelah Raja Jayakatwang kalah, Raden Wijaya mohon diri kembali ke Majapahit untk menyiapkan upeti bagi kaisar Khubilai Khan. Kerajaan Kediri telah jatuh, Putri Gayatri kemudian diboyong kembali ke Majapahit.

Agaknya timbul perselisihan antara panglima Cina ni dgn panglima-panglima Tartar. Shih-pi dan Ike Mese, karena kedua orang panglima ni telah mengijinkan Wijaya kembali ke Majapahit. Kau Hsing tak mempercayai Wijaya, maka ia mengejar dan meninggalkan Kediri dgn divisi dan pasukan pelopor yg di bawah pimpinannya.

Majapahit menghalau Tentara Tartar Sebelum dimulai uraian tentang gerakan-gerakan operasi militer oleh Raden Wijaya terhadap kesatuan-kesatuan Tartar, lebih dahulu kita berusaha mendapatkan gambaran mengenai keadaan yaitu medan di mana kesatuan-kesatuan baik dari Majapahit maupun dari Tartar. Keuntungan Majapahit adalah, bahwa prajurit Majapahit lebih mengenal keadaan medan yg bagi orang Tartar masih sangat asing.

Medan berbukit-bukit dan sebagian besar tersusun oleh tanah keras / bongkah-bongkah karang. Di sebelah timur sungai diperkirakan keadaan tanahnya masih lunak, bahkan banyak yg merupakan rawa-rawa dan di dekat desa di sana-sini berupa tanah persawahan. Kalau ada jalan tentu jalan-jalan ni tak dikeraskan dgn diberi dasar batu. Baik di barat maupun di timur sungai masih terdapat banyak hutan-hutan lebat. Betapa sukarnya daerah ni dilalui, apa lagi oleh suatu kesatuan militer yg besar, dpt kita perkirakan dari waktu yg diperlukan untk menempuh jarak antara Pacekan sampai Kediri.

Dalam kronik Cina laporan Shih-pi menyebut, ia harus bertempur sepanjang kurang-lebih 300 li dari Kediri sampai ke kapal-kapalnya. Memang jarak antara Surabaya dan Kediri adlh kira-kira 130 kilometer lewat jalan berbelok-belok, kalau ditarik garis lempang dari Surabaya sampai Kediri kira-kira jarak itu adlh kurang-lebih 100 kilometer.

Jarak Majapahit-Kediri yg kira-kira tujuhpuluh kilometer itu oleh kesatuan Tartar ditempuh dlm waktu 4 hari (tanggal 15 sampai 19) berjalan. Jadi tiap harinya hanya dpt menyelesaikan jarak kira-kira 17 kilometer. Kalau sehari selama 2 hari masih terang mereka dpt berjalan kira-kira 9 jam, maka tiap jam kiranya dpt diselesaikan 2 km.

Maka dari sini kita dpt membuat perkiraan, betapa beratnya keadaan medan pd waktu itu. Kronik Cina menyebut, Wijaya pd hari ke dua bulan ke empat diizinkan kembali ke Majapahit dgn pasukannya disertai oleh dua orang perwira Tartar dan 200 orang prajurit untk menyiapkan persembahan bagi kaisar Tartar, jadi 13 hari setelah Kediri menyerah.

Tanggal 9 Mei ia berangkat, sampai di Majapahit tanggal 13 Mei. Dengan diam-diam Wijaya menyiapkan pasukan dan rakyatnya. Dalam Kronik cina disebutkan bahwa Kau Hsing yg sejak tanggal dikalahkannya Kediri mengejar seorang pangeran yg lari ke pegunungan sekembalinya ke Kediri baru mengetahui, bahwa Wijaya telah berangkat dgn ijin Shih-pi dan Ike Mese. Tindakan rekan-rekannya ni tak disetujui oleh Kau Hsing, agaknya timbullah perselisihan antara para pembesar ini. Diperkirakan Kau Hsing berada di pegunungan selama dua minggu lebih, kita buat 16 hari. Maka ia diperkirakan kembali pd tanggal 14 Mei.

Setelah mengumpulkan divisinya ia segera mengejar Wijaya yg telah sempat menyiapkan pasukan di tempat-tempat pengadangan. Didalam Istana Majapahit sekarang timbul kesulitan yg harus dihadapi Majapahit terhadap pasukan Tartar. Dalam Kidung Wijayakrama dikisahkan bagaimana sikap yg harus diambil jika tentara Tartar menagih janji 2 orang putri Tumapel sebagai hadiah kepada Kaisar Tartar.

Ketika Arya Wiaraja menanyakan hal tersebut semuanya terdiam, tak berani menjawab. Ken Sora mengemukakan pendapat bahwa tak baik memungkiri janji yg telah disepakati. Kemudian Ranggalawe bersuara lantang sesuai dgn wataknya “ Jangan takut sang prabu, itu hanyalah soal kecil. Jika kita harus melawan kami bersedia mati sebagai pahlawan.

Jika paduka takut berperang tidaklah masih layak hidup di dunia. Ucapan Ranggalawe yg lantang tersebut membangkitkan semangat dan tekat semua yg hadir, semua setuju dan bersedia mati untk sang Raja. Akhirnya utusan Tartar telah datang dgn 200 orang pengiring lengkap dgn senjata dan menyerahkan surat untk menagih janji. Setelah surat dibaca Ken Sora memberitahukan bahwa orang Majapahit tak akan mengingkari janji yg telah disepakati tersebut.

Tapi demikian putri Singhasari tersebut sangat miris kalau melihat senjata karenanya putri bisa pingsan. Oleh karena itu simpanlah baik baik senjata kalian dlm bilik yg terkunci dan beritahukan kepada pasukan pengawal yg akan menjemput tuan Putri untk tak membawa senjata. Utusan kemudian kembali membawa pesan Ken Sora kepada kepala Pasukan. 300 orang Tartar kemudian datang menjemput tuan Putri, para pengawal dibawa masuk ke balai panjang untk di jamu, para wanitanya dibawa oleh Arya Wiraraja kedalam istana.

Ketika mereka sedang berpesta dgn serta merta pasukan Majapahit menyerang mereka. Banyak diantara mereka yg terbunuh, yg selamat kemudian ditawan. Pada tanggal 19 April 1293 Raden Wijaya kemudian menyerang tentara Mongol yg sedang berpesta di Daha dan Canggu. Penyerangan tersebut dari arah utara dan selatan. Kota Kediri telah dikepung, sambil menangkis serangan dari arah selatan mereka bergerak menuju arah utara mendekati pantai tempat armadanya. Tapi dari arah utarapun diserang jg sehingga tentara Tartar yg terdesak kemudian berbelok kearah barat .

Pasukan Tartar yg masih tersisa tak menyadari bahwa Raden Wijaya akan bertindak demikian Ike Mese memutuskan mundur setelah kehilangan 3.000 orang tentaranya. Betapa hebatnya serangan Wijaya ni dpt kita perkirakan dari laporan lain yg menyebutkan, bahwa Shih-pi sampai terputus dari pasukan yg lain. Ini berarti bahwa daerah sepanjang jalan antara Kediri dan Ujunggaluh benar-benar dikuasai oleh pasukan dan rakyat Desa Majapahit. Shih-pi yg meninggalkan Kediri beberapa hari kemudian dan terputus dari pasukan yg lain terpaksa harus dgn bertempur membuka jalan menuju Pacekan dan Ujunggaluh yg dicapainya dgn susah-payah.

Untuk mencapai kapal-kapalnya di muara sungai ia harus bertempur sepanjang jalan kira-kira 300 li, kira-kira 100 km. Ia kehilangan lebih dari 3000 orang tewas dlm pertempuran ini. Ini dpt dibayangkan, bagaimana jalan pertempuran dan mengapa Shih-pi terpaksa harus menelan kekalahan. Kalau Kau Hsing yg memimpin divisi infanteri dgn pasukan perintisnya yg terlatih dpt mematahkan serangan Wijaya, maka pasukan berkuda Tartar yg berada dlm devisi Shih-pi merupakan makanan empuk bagi pasukan panah Majapahit, belum lagi kalau kuda-kuda ni dipancing masuk rawa-rawa maka orang-orang di atas kuda ni merupakan sasaran yg baik bagi anak panah Majapahit.

Tiga ribu orang yg tewas ni kira-kira sabagian besar adlh dari kavaleri. Shih-pi rupa-rupanya dgn tergesa-gesa masuk kapal, karena ia dikejar oleh pasukan Wijaya sampai dekat Pacekan, di Tegal Bobot Sari. Dari sini ia berlayar selama 68 hari kembali ke Cina dan mendarat di Chuan-chou. Kekekalahan bala tentara Mongol oleh orang-orang Jawa hingga kini tetap dikenang dlm sejarah Cina. Sebelumnya mereka nyaris tak pernah kalah di dlm peperangan melawan bangsa mana pun di dunia.

Selain di Jawa, pasukan Kublai Khan jg pernah hancur saat akan menyerbu daratan Jepang. Akan tetapi kehancuran ni bukan disebabkan oleh kekuatan militer bangsa Jepang melainkan oleh terpaan badai sangat kencang yg memporakporandakan armada kapal kerajaan dan membunuh hampir seluruh prajurit di atasnya. Expedisi Tartar meninggalkan Pulau Jawa.

Setelah para panglima kembali berkumpul di Ujunggaluh, maka dlm perundingan diputuskan untk kembali saja, karena tugas menghukum raja Jawa telah selesai, dan tak ada gunanya untk meneruskan pertempuran, karena mereka tak mengenal keadaan medan, mereka dpt terrpancing masuk rawa-rawa, di mana mereka tak bisa bergerak dan dgn mudah diserang oleh orang-orang Majapahit. Kiranya selain itu mereka jg memperhitungkan keadaan angin yg pd akhir bulan Mei biasanya sudah mulai meniup ke Barat (angin timur) dgn tetap.

Selama kira-kira tiga bulan. Untuk bisa cepat sampai di Cina mereka harus segera berangkat, kalau mereka tak ingin menjumpai rintangan berupa taifun / angin yg tak menentu. Maka mereka dpt sampai di Chuang Chou setelah 68 hari meninggalkan Jawa. Juga kemungkinan kejangkitan wabah mereka perhitungkan. Kalau mereka lebih lama berada di rawa-rawa di muara sungai ini, dikuatirkan akan bertambahnya korban disebabkan oleh malaria dan penyakit lain.

Maka diputuskan lebih baik kembali daripada menderita lebih banyak kerugian, untk menghindari kegagalan total, karena tak mengenal medan, penyakit dan kehancuran oleh tifun di laut. Menjelang akhir bulan Maret, yaitu di hari ke-24, seluruh pasukan Mongol kembali ke negara asalnya dgn membawa tawanan para bangsawan Singhasari ke Cina beserta ribuan hadiah bagi kaisar.

Sebelum berangkat mereka menghukum mati Jayakatwang dan anaknya sebagai ungkapan rasa kesal atas ‘pemberontakan’ Raden Wijaya. Kitab Pararaton memberikan keterangan yg kontradiktif, disebutkan bahwa Jayakatwang bukan mati dibunuh orang-orang Mongol melainkan oleh Raden Wijaya sendiri, tak lama setelah ibukota kerajaan Kadiri berhasil dihancurkan.

Demikianlah tentara tartar tak sempat mengatur siasat dan kehilangan begitu banyak tentaranya akhirnya meninggalkan Jawa tanggal 24 April 1293, dgn membawa pulang lebih dari 100 orang tawanan, peta, daftar penduduk, surat bertulis emas dari Bali, dan barang berharga lainnya yg bernilai sekitar 500.000 tahil perak. Ternyata kegagalan Shih Pi menundukkan Jawa harus dibayar mahal olehnya.

Ia menerima 17 kali cambukan atas perintah Kublai Khan, seluruh harta bendanya dirampas oleh kerajaan sebagai kompensasi atas peristiwa yg meredupkan kebesaran nama bangsa Mongol tersebut. Ia dipersalahkan atas tewasnya 3.000 lebih prajurit dlm ekspedisi menghukum Jawa tersebut. Selain itu, peristiwa ni mencoreng wajah Kublai Khan karena untk kedua kalinya dipermalukan orang-orang Jawa setelah raja Kartanegara melukai wajah Meng Chi.

Tapi sebagai raja yg tahu menghargai kesatriaan, tiga tahun kemudian nama baik Shih Pi direhabilitasi dan harta bendanya dikembalikan. Ia diberi hadiah jabatan tinggi dlm hirarkhi kerajaan Dinasti Yuan yg dinikmatinya sampai meninggal dlm usia 86 tahun.
Tentara Tartar meninggalkan jawa setelah diserang oleh tentara Majapahit Setelah kekalahan tentara mongol di Jawa karena siasat Raden Wijaya, Kubilai Khan tak mengirimkan pasukan lagi ke AsiaTenggara. Hal tersebut dikarenakan dinasti Yuan sedang konsentrasi di dlm Negeri termasuk membangun ibukota khanbalik. pembangunan ibukota Khan balik ni yg membuat Mongol menjadi berunbah ada yg mengatakan menjadi lemah karena asalnya Mongol adlh suku pengembara.
pd tahun 1297 Raden Wijaya mengirim utusan ke Beijing untk berdamai. Kublai Khan senang dan tak lagi menuntut raja Jawa datang ke Beijing. Akhirnya cita-cita Raden Wijaya untk menjatuhkan Daha dan membalas sakit hatinya kepada Jayakatwang dpt diwujudkan dgn memanfaatkan tentara Tartar.
Raden Wijaya kemudian memproklamirkan berdirinya sebuah kerajaan baru yg dinamakan Majapahit. Beliau dinobatkan sebagai Raja Majapahit dgn gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana pd tahun 1293. Keempat anak Kertanegara dijadikan permaisuri dgn gelar Śri Parameśwari Dyah Dewi Tribhūwaneśwari, Śri Mahādewi Dyah Dewi Narendraduhitā, Śri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnyāparamitā, dan Śri Rājendradewi Dyah Dewi Gayatri.
Sumber

0 Response to "Lahirnya Majapahit"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *