This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Tahukah Anda..??] Perempuan Yang Dicintai Suamiku

Perempuan Yang Dicintai Suamiku
termotok.blogspot.com - Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelangpernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku. Kami tak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itu pun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tak pernah romantis, aku pikir, memang dia tak romantis, dan tak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluar pun hampir tak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dgn sendok garpu kami, bukan obrolan yg terdengar, hanya denting piring yg beradu dgn sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, / main dgn anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas.
Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tak suka tertawa lepas. Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yg terik, saat itu suamiku tergolek sakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan di rumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.

Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tak pernah melihat mata yg begitu cantik seperti yg dia milii. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dgn kalimat2nya yg ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yg lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tak pernah kenal dekat dgn Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yg akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yg mempertemukan mereka. Meisha yg bekerja di advertising akhirnya bertemu dgn Mario yg sedang membuat iklan untk perusahaan tempatnya bekerja. Aku mulai mengingat 2-5 bulan lalu ada perubahan yg cukup drastis pd Mario, tiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dlm sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain, dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yg membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pd saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dgn wajah kesal, karena Mario tak jg mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dgn suara riangnya,

Hai Rima, kenapa dgn anak sulungmu yg nomor satu ini? tak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tak pernah melihat tatapan penuh cinta yg terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tak pernah seumur hidupku yg aku lalui bersamanya, tak pernah sedetikpun!

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tak mau memakan masakan yg aku buat dgn susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku. Tapi aku tak pernah bisa marah tiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yg lucu2.

Aku tak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yg bergejolak dihatinya.Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tak pernah menyangka, hatiku pun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya, dan memanggilku,
Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yg mengisi seluruh relung hatiku, aku tak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pd Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yg mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku. Ketika aku menikahinya, aku tetap tak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tak ada perasaan rindu yg tak pernah padam ketika aku tak menjumpainya. Aku hanya tak ingin menyakiti
perasaannya.

Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yg aku cari untk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya. Aku tak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yg tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yg tak pernah minta disirami, tapi tumbuh dgn lebat secara alami. Itu yg aku rasakan. Aku tak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adlh laki2 yg sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yg dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tak jiwaku dan cintaku, yg hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yg menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario


Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adlh malaikat jelitaku yg sangat mengerti dan menyayangiku. Suamiku tak pernah mencintaiku. Dia tak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir tiap hari untk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yg dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan
tabunganku yg kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dlm kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tak pernah menginginkan aku menjadi istrinya. Betapa tak berharganya aku.

Tidakkah dia tahu, bahwa aku jg seorang perempuan yg berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tak mengatakan saja,
bahwa dia tak mencintai aku dan tak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dgn setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dlm hatinya. Dengan pura2 tak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dgn mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adlh kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dgn air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

Mario, suamiku….Aku tak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja di kantormu, akan membawaku pd cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yg pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tak bertepuk

sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tak memperdulikan aku. Aku merasa di atas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yg diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaikusehingga mau melakukan apa saja untukku…..

Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yg aku tahu sebenarnya menyukai Mario. Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, kenapa, Rima? Kenapa kamu mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku?

Aku tak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dgn sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tak pernah bahagia
bersamaku. Aku adlh hal terburuk dlm kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yg sempurna yg engkau inginkan.
Istrimu, Rima

Di surat yg lain,
………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tak lagi sedingines. Engkau mulai terasa hangat, tapi tetap saja aku tak pernah melihat cahaya cinta darimatamu untukku, seperti aku melihat cahaya yg penuh cinta itu berpendar dari kedua bolamatamu saat memandang Meisha……
Disurat yg kesekian,

…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tak lagi marah2 padamu, aku tak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yg engkau sukai. Aku tak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tak lagi suka bertengkar dgn ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah.

Dan aku selalu meneleponmu, untk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tak kesal saat engkau tak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yg selalu bermasalah……. Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..
Meisha menghapus air mata yg terus mengalir dari kedua mata indahnya…
dipeluknya Jelita yg tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini…
…………..Hari ni adlh hari ulang tahun pernikahan kami yg ke-9. Tahun lalu engkau tak pulang ke rumah, tapi tahun ni aku akan memaksamu pulang, karena hari ni aku akan masak, masakan yg paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude

Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor. Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu.

Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tak sakit.
Tahukah engkau suamiku, Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ni aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………

Jelita menatap Meisha, dan bercerita, Siang itu Mama menjemputku dgn motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tak pernah melihat wajah yg sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya.

Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dgn kecepatan tinggi…… aku tak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tak lagi bergerak……"

Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ni masih terlalu kecil untk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yg dia print tadi pagi. Mario engirimkanemail lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

Dear Meisha,
Selama setahun ni aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dgn tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yg engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yg tampak semakin ringkih, yg masih terduduk
disamping nisan Rima. Di wajahnya tampak duka yg dalam. Semuanya telah terjadi, Mario……

Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.…………………………………

source : http://cnn.com, http://instagram.com, http://masrozi.blogspot.com

0 Response to "[Tahukah Anda..??] Perempuan Yang Dicintai Suamiku"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *