This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Kisah Islami] Kisah Pemuda Lugu, Sang Pencuri Pembawa Berkah

termotok.blogspot.com - Pada zaman dahulu disebuah pesantren ada seorang santri yg dikenal rajin mengaji dan shalat berjamaah. Ia dikenal dgn kualitas ketakwaannya, tapi dia jg merupakan seorang pemuda yg lugu. Setelah cukup lama pemuda ni menimbah ilmu agama disebuah pesantren, akhirnya dpt jg menyelesaikan semua pendidikan dgn nilai yg baik.

Ketika pd hari perpisahan deengan kiai, guru yg mengajarnya, sang Kiai memberikan nasihat kepada semua santri yg ada,


"Kalian semua tak boleh menjadi beban orang lain dlm urusan apapun. Ingatlah, sesungguhnya orang alim yg mengenadahkan tangannya kepada orang-orang berharta; tak ada sebiji kebaikan pd dirinya. Pulanglah kalian ke rumah masing-masing semua. Bekerjalah dgn pekerjaan ayah kalian masing-masing. Jangan sampai lupa bertakwalah kepada Allah Swt. dlm menjalankan pekerjaan tersebut."


Maka pulanglah pemuda yg lugu ni dan sesampainya dirumah, dia kemudian bertanya kepada ibunya, "Ibu, apakah pekerjaan yg dulu dilakukan ayah?" Sambil gemetar ibunya berkata, "Ayahmu sudah meninggal, apa urusanmu menanyakan pekerjaan yg dikerjakan ayahmu?"

Pemuda lugu ni terus mendesak agar ibunya memberitahu pekerjaan ayahnya. Lalu ibunya kemudian memberitahu bahwa ayahnya dahulu adlh seorang pencuri. Ibunya berkata, "Ayahmu itu dulu seorang pencuri. Untuk apa kau bertanya seperti itu?"

"Pak Kiai memerintahkan kami untk bekerja seperti pekerjaan ayahnya dan dijiwai dgn ketakwaan kepada Allah Swt. dlm melakukan pekerjaan itu." jawab pemuda itu kepada ibunya.

Lantas, apakah dlm pekerjaan itu ada ketakwaannya?" Tanya sang ibu.

Kemudian dgn begitu polosnya, sang anak menjawab, "Ya, begitulah kata guruku."


Pemuda itu lalu pergi bertanya kepada orang-orang, sekaligus belajar tentang para pencuri itu dlm melakukan aksinya. Sekarang ia mengetahui bagaimana teknik mencuri yg ampuh. Suatu malam, setelah shalat Isya' ia telah menyiapkan alat-alat untk mencuri dan menunggu sampai semua orang tidur. Pada tengah malam, saat suasana kampung sepi, ia keluar untk bekerja seperti pekerjaan ayahnya, sebagaimana yg telah diperintahkan gurunya.

Ia mulai mendekati rumah tetangga terdekat sebagai sasaran pencurian pertama. Saat hendak masuk ke dlm rumah, ia ingat pesan gurunya agar selalu bertakwa kepada Allah. Padahal mengganggu tetangga tidaklah termasuk takwa. Akhirnya rumah tetangga itu ditinggalkannya. Lalu ia melewati rumah lainn, ia berbisik pd dirinya, "Ini adlh rumah anak yatimm dan Allah telah memperingatkan agar tak memakan harta anak yatim."

Ia pun terus berjalan hingga akhirnya tiba di rumah seorang pedagang kaya yg tak ada penjaganya. Orang-orang sudah tahu bahwa pedagang ni memiliki harta yg melebihi kebutuhannnya.

"Ha, disini," kata pemuda lugu itu berkata. Pemuda lugu ni kemudian memulai aksinya. Ia berusaha membuka pintu dgn kunci-kunci yg telah dipersiapkannya. Setelah berhasil masuk rumah itu, ternyata besar dan banyak kamarnya. Ia berkeliling di dlm rumah hingga menemukan tempat penyimpanan harta. Ia membuka sebuah kotak yg berisi emas, perak, dan uang tunai dlm jumlah yg banyak. Ia pun tergoda untk mengambilnya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, "Eh, jangan, pak Kiai berpesan agar aku bertakwa kepada Allah. Barangkali pedagang itu belum mengeluarkan zakat hartanya. Kalau begitu, sebaiknya aku keluarkan zakatnya terlebih dahulu."

Pemuda lugu itu kemudian mengambil buku catatan yg ada disitu dan menghidupkan lampu lentera yg dibawanya. Ia membuka lembaran buku dan lalu mulai menghitung dan memperkirankan jumlah zakat yg harus dikeluarkan oleh pedagang kaya tersebut. Kemudian ia memisahkan harta yg akan di zakatkan. Ia terus menghitung dan menghabiskan waktu berjam-jam. Saat menoleh ke jam dinding, waktu sudah mendekati jam tiga pagi. Hatinya berbisik, "Ingat takwa kepada Allah! Engkau harus melaksanakan shalat Tahajjud."

Iapun keluar dari kamar penyimpanan harta menuju ruang tengah rumah. Lalu, ia berwudhu di bak air untk selanjutnya melakukan shalat Tahajjud. Namun, waktu itu tuan rumah terbangun. Dilihatnya dgn penuh keheranan, ada lampu yg menyala disalah satu kamar. Dilihatnya pula kotak harta terbuka dan ada orang sedang melakukan shalat.

"Apa ini?" Tanya sang istri penuh keheranan.
"Demi Allah, aku jg tak tahu," jawab sang suami.

Lalu mereka menghampiri pemuda itu dan bertanya, "Kurang ajar! Siapa kau dan sedang apa engkau diisini?"

Pemuda itu berkata, "Shalat Tahajjud dulu baru bicara. Pergilah berwudhu, lalu kita shalat bersama-sama. Tuan rumahlah yg berhak menjadi imam."

Karena khawatir pemuda itu membawa senjata, mereka mmenuruti perintah pemuda itu. Selesai shalat mereka bertanya, "Sekarang! Coba ceritakan, siapa engkau dan apa urusanmu?"

"Aku ni pencuri," jawab pemuda itu.
"Lalu apa yg engkau perbuat dgn buku-buku catatanku itu?" Tanya tuan rumah lagi.
"Aku menghitung zakat yg belum engkau keluarkan selama enam tahun. Sekarang, aku sudah menghitungnya dan jg sudah aku pisahkan hartamu untk dizakatkan, agar engkau dpt memberikannya kepada orang yg berhak," jawab pemuda yg menjadi pencuri itu.

Hampir saja tuan rumah itu dibuat gila karena keheranan. Lalu, ia berkata, "Hai, sebenarnya ada apa denganmu. Apakah kau ni gila?"

Kemudian si pemuda lugu yg menjadi pencuri itu menceritakan perihal ia mencuri. Setelah mendengar cerita pemuda lugu itu dan mengetahui ketepatan dan kepandainnya dlm menghitung, kejujuran kata-katanya, serta mengetahui tentang manfaat zakat, ia pergi menemui istrinya. Kemudian dia datang lagi menemui pencuri itu dan berkata,

"Bagaimana sekiranya kalau kau aku nikahkan dgn putriku? Aku akan angkat engkau menjadi sekretarisku dan juru hitungku sekaligus menjadi mitra bisnisku. Engkau boleh tinggal bersama ibumu dirumah ini."

"Aku setuju," jawab pemuda itu.


Pagi harinya merekapun menikahkan anak perempuannya dgn pemuda sang pencuri yg beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Subhanallah!



(Dinukil dari "Kisah Paling Menggugah 1001 Keajaiban Ketakwaan" Karya : Lutfil Kirom az-Zumaro)

source : http://wikipedia.org, http://merdeka.com

0 Response to "[Kisah Islami] Kisah Pemuda Lugu, Sang Pencuri Pembawa Berkah"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *