This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Teknologi] Pengertian dan Tata Cara Tawassul yang benar

Pengertian dan Tata Cara Tawassul yang benar
termotok.blogspot.com - Apa itu Tawassul?

Tawassul sendiri memiliki banyak penafsiran, baik dlm memahami / mengamalkan. Tidak jarang kita mendengar tuduhan-tuduhan yg memusyirikkan, padahal sudahkah kita mengetahui dalil-dalil tawassul dari Hadis maupun al-Qur’an, bahwa tawassul merupakan metode bagi orang yg beriman. Menurut al-Hafizh al-Abdari, tawassul adalah memohon datangnya manfaat / terhindarnya bahaya kepada Allah dgn menyebut nama nabi / wali untk memuliakan.
Munculnya ide tawassul dalam berdoa bermula dari ayat yg artinya,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yg demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yanh khusyu’. (QS. Al-Baqoroh: 45).
Dalam ayat lain Allah SWT jg menyebutkan, ... dan carilah jalan yg mendekatkan diri kepada-Nya. (QS. Al-Maidah: 35). Ayat ni memerintahkan untk mencari segala cara yg dpt untk mendekatkan diri kepada Allah. Artinya carilah sebab-sebab itu dan kerjakanlah sebab-sebab itu maka Allah SWT akan mewujudkan akibatnya.
Allah telah menjadikan tawassul dengan para nabi dan wali sebagai salah satu sebab dipenuhinya permohonan hamba, meskipun Allah maha kuasa untk mewujudkan akibat tanpa sebab-sebab tersebut. Oleh karena itu, kita diperkenankan untk bertawassul dgn menyisipkan para nabi dan wali dgn harapan agar permohonan kita dikabulkan oleh Allah. Yang perlu dipahami, tawassul bukan berarti memohon kepada orang yg dijadikan sebagai sarana tawassul untk memenuhi apa yg menjadi keinginan kita. Namun, tujuan tawassul adalah sebagai salah satu langkah mendekatkan diri kepada Allah melalui perentara mereka yg merupakan orang-orang yg dekat dgn Allah.
Pengertian dan Tata Cara Tawassul yang benar
Sebenarnya bertawassul memiliki tatacara. Di sinilah sering terjadi kesalahan, terutama kalangan awam yg kurang mencicipi pendidikan keagamaan. Hal ni menjadikan sasaran empuk bagi kalangan luar Aswaja. Sebenarnya simpel saja, tawassul itu tak ubahnya berobat ke dokter. Dokter sebagai perantara untk mengobati penyakit, tetapi kita tetap harus berkeyakinan bahwa semua dari Allah SWT sebagaimana yg sudah dijelaskan. Untuk perkataan mungkin saja bisa berbunyi, Dokter, tolong obatilah aku supaya aku cepat sembuh! / Kyai, saya minta ilmu yg bermanfaat dan barokah! tapi dlm hati tetap dlm keyakinan bahwa semua datang dari Allah SWT.
Tawassul adalah sebab yg dilegalkan oleh syara’ sebagai sarana dikabulkannya permohonan seorang hamba. Tawassul dengan para nabi / wali dibolehkan baik disaat mereka masih hidup / mereka sudah meninggal, karena dlm ber-tawassul meninjau amal baik orang tersebut, bukan hidup matinya. Para nabi dan wali tak lain hanyalah sebab dikabulkannya permohonan hamba karena kemuliaan dan ketinggian derajat mereka.
Ketika seorang nabi / wali masih hidup, Allah yg mengabulkan permohonan hamba. Demikianlah setelah mereka meninggal, Allah jg yg mengabulkan permohonan hamba yg ber- tawassul dengan mereka, bukan nabi / wali sendiri yg mengabulkan. Sebagaimana seorang yg sakit pergi ke dokter dan meminum obat agar diberi kesembuhan oleh Allah, dia tetap harus berkeyakinan pencipta kesembuhan adlh Allah, sedangkan obat hanyalah sebab kesembuhan.
Syaikh Majdi Ghassan Ma’ruf al Husaini, seorang ulama Aswaja dari Lebanon ketika ditanya oleh seseorang, Mengapa kalian ber-istighosah dengan mengucapkan ‘Ya Muhammad’. Ucapkan saja ‘Ya Allah, tanpa perantara!. Beliau balik bertanya, kalau Anda sakit kepala apa yg akan Anda lakukan? Ia menjawab: Saya minum dua tablet obat sakit kepala. Beliau berkata: Mengapa Anda melakukan itu? Mengapa Anda membuat perantara untk kesembuhan antara Anda dgn Allah? Bukankah Allah maha penyembuh? orang tersebut terdiam seribu kata.
Jadi, jika obat adlh contoh sabab ‘adi ( sebab-sebab alamiah) dan tawassul adalah sebab syar’i (sebab-sebab yg diperkenankan syara’), maka berdoa dgn mengucapkan nama-nama nabi ataupun wali tak ada bedanya dan buat apa diperdebatkan, tentunya semua itu boleh-boleh saja sebagaimana cerita diatas.



0 Response to "[Teknologi] Pengertian dan Tata Cara Tawassul yang benar"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *