This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Teknologi] Contoh naskah drama anekdot "Lucunya Negeri ini" untuk 4 orang lebih

termotok.blogspot.com - Berikut ni contoh naskah drama anekdot untk minimum 4 orang beserta tipsnya. Seperti yg kalian tahu ciri Anekdot opsionalnya seharusnya terdiri dari kritikan, melibatkan tokoh penting.


----------------------------------------------------
Berikut ni jumlah pemainnya
Contoh Drama Anekdot 4 orang.
Tiap orang ada yg bermain rangkap 2 / 3, rekomendasi menurut saya.
1 orang merangkap 3 tokoh. Koruptor, Reporter, Caleg
Aktivis jg menjadi narator

Contoh Drama anekdot 5 orang
1 orang merangkap 2 tokoh

Contoh Drama Anekdot 6 Orang
Rekomendasi: Sobat bisa tambahkan 1 orang menjadi polisi.
---------------------------------------------------

Berikut ni beberapa tips ketika akan menampilkan drama anekdot.

1. Pastikan latar sudah tersedia sebelum drama. Jangan sampai saat drama kita membuat lagi latar. Bentuk desain latar drama ni terdiri dari dua tempat Warteg dan Tempat PKL jualan serta meja guru sebagai tempat berita.

2. Pastikan tiap tokoh memiliki ciri khas unik di drama ni memiliki tiap tokoh memiliki ciri khas ni usahakan lucu.

Caleg : Bahasa ala orang malaysia. Terinspirasi dari tokoh Papa Zola di Boboiboy. Dan ketika kampanye ekspresinya datar.
Pedagang: Pemarah
Aktivis : Emosi, bicaranya seperti bung tomo lagi khutbah :D
Koruptor : Sombongnya gak ketulungan.




3. Pastikan punya jeda kalimat, maksimalkanlah nada, kata, dan penjedaan terutama pd dialog lucu, seperti pelawak berbicara. Agar penonton dpt merespon mananya yg lucu. Misalnya langsung menyela omongan aktor lain.


4. Berimprovisasi ; Nilai plus dlm drama

5. Latihan seolah sedang drama sungguhan




Lucunya di Negeri Ini Suatu hari di suatu negara entah berantah sedang mengadakan masa kampanye. Termasuk daerah kota didalamnya, yaitu kota entah apalah namanya pula sedang mengadakan pesta demokrasi.

Caleg : Ayo semua, saudara-saudaraku ayo kumpul
Caleg : Dukung saya, Papa Zola nomor urut satu setengah! Agar menjadi anggota DPR, insyaallah saya akan mensejahterahkan tempat ini
Pedagang : Yakin pak!!
Caleg : iya, kalau bisa saya akan menjadikan tempat ni pusat jual beli dan wisata. Tapi ingat jangan pilih Adu du.
Pedagang : Kenapa pak?
Caleg : Karena dia musuh Boboiboy!!
Pedagang : Oke pak kita dukung Bapak! (meninggalkan si caleg) Datar banget ekspresinya
Hari - sampai hari telah berlalu berganti minggu dan sampailah pd pemilu. Akhirnya si caleg tadi berhasil maju menjadi anggota legislatif. Wargapun semua pd gembira karena tak lama lagi tempatnya akan menjadi lebih sejahtera, tapi bagaikan peribahasa.
Bukannya malah untung malah buntung. Bukannya malah sejahtera malah sengsara. Itulah yg mereka rasakan sekarang.
------------------------------------------------------------------------
Disini bagi yg punya anggota lebih dari 4 orang bisa menambahkan percakapan polisi dgn pedagang. Istilahnya Polisi lagi operasi razia PKL
Berikut naskahnya
Polisi : Daganganmu saya sita!!
Pedagang : Loh kenapa, Pak!
Polisi : Pedagang kaki lima dilarang dagang disini!
Pedagang : Pak, siap-siap tercengang ya..
Polisi : Apanya?
Pedagang : Kaki saya cuman dua!
Polisi : Masyaallah, saya tercengang! Tapi pedagang seperti Anda mengganggu lalu lintas di kota besar
Pedagang : Tapi saya dagangannya di Jakarta, kayaknya kota Surabaya, Jogja, Medan dan Balikpapan gak terganggu deh
Polisi : Ini tong, gerobaknya. Ambil aja, jangan lupa tes kejiwaan ya.
----------------------------------------------------------------------

Setelah itu pedagang pergi ke latar dua yaitu warteg.
Pedagang : Kutu kupret, pret, pret!
Jarjit : Ada apa?
Pedagang : Itu, janjinya mau mensejahterahkan. Malah gusur, salah gusurnya kayak gitu lagi. Wobrok, wobrok, wobrok
Jarjit : Ya namanya jg gusur. Kalau pelan-pelan ya jasa tukang pos. Memang gak ada surat peringatan?
Pedagang : Ya adalah
Jarjit : lah itu
Pedagang : Tapi kan ya namanya peringatan, kayak peringatan 17 Agustus. Kita pd kumpul ramai-ramai terus kita rayain deh.
Jarjit : Bodohnya dah kereng nih penduduk disini. Masa surat penggusuran dirayain kayak tujuh belasan
Aktivis : Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jarjit : Kamu ni datang tiba-tiba, Jantung mau copot seketika. Gak bisa dikecilin suaranya.
Aktivis : Ya namanya aktivis ya emosi
Pedagang : Ya tapi jangan berisik juga
Aktivis : Ya meskipun berisikkan yg penting berisi
Pedagang : Isi apanya...
Jarjit : Ya isinya berisik itu tadi

Aktivis : Bener katanya bung pedagang, walaupun tempat kita kumuh, kotor, sehingga harus digusur tetapi kita sebagai rakyat bawah tak terima dgn apa yg telah dilakukan orang atas. Kita malah ditindas.
Coba deh, sebenarnya kita lebih berwibawa dari orang atas sana.
Jarjit : Loh kok bisa?
Aktivis : Bapak lebih milih mana, pakai bawahan tapi gak pakai atasan. Apa pakai atasan tapi gak pakai bawahan?

Reporter : Assalamualaikum
Serempak : ( Menyela) Walaikumsalam
Reporter : Warohmatullahhi Wabarokatuh. Belum selesai keles
Reporter : Jumpa lagi dgn saya, Jeremy Tetanus di Lipatan 6. Singkat, tajam, setajam golok!
Berita pertama membahas tentang cabe-cabean. Tanaman cabe keriting sekarang sudah semakin langka. Setelah dilakukan penyelidikan, Akhirnya ditemukan penyebabnya yaitu para cabe telah creambath sehingga menjadi cabai lurus.
Berita kedua, Banyak terjadi kecelakaan membuat polisi membuat peraturan baru. Dimulai dari menyalakan lampu besar pd sepeda motor, hingga menyalakan lampu senter bagi pengendara sepeda. Tetapi bukannya malah berkurang malah tingkat kecelakaan menjadi tinggi.
Akhirnya ditemukan penyebabnya. Ternyata adlh debu, sehingga pengendara kelilipan, mengantisipasi hal itu. Polisi menghimbau untk tak menyetel lagu butiran debu
Reporter : Berikutnya seorang narapidana Koruptor, Gayung Timbunan. Telah diketahui jalan-jalan di Bali. Hal ni dibuktikan ketika dia ketahuan terjepret kamera saat sedang menonton pertandingan voli.

Contoh naskah drama anekdot "Lucunya Negeri ini" untuk 4 orang lebih
Reporter : Sekian dari saya, tetap saksikan kami setelah jeda berikut ini.

(Di sini Reporter bisa ganti baju, menjadi koruptor)

Video Pendamping Drama Teks Anekdot ni Klik
Pedagang : Wah, gila tuh orang!
Aktivis : (teriak) Setuju!

(Disini Koruptor datang, duduk. Mengaduk minuman dgn uang. )

Aktivis : Wah, maestronya dateng bang
Pedagang : Ya tuh, bang, masuk tipi
Jarjit : Bang, emang enak jadi koruptor?
Koruptor : Enak lah.
Pedagang : Tapi kan kayak maling gitu
Koruptor : Loh, heh. Hehehehe, Gurarara, saya gak setuju, koruptor sama maling beda.
Aktivis : Apanya yg beda!
Koruptor : Kalau maling ketahuan, pasti dihajar. Tapi koruptor mah, malah masuk tipi
Koruptor : Kedua, koruptor gak pernah kemalingan
Aktivis : Loh? Kenapa?
Koruptor : Soalnya maling gak mau hartanya haram 2 kali. Entar direka ulang hukumannya. Coba aja abang pikirin, maling mencuri uang yg dicuri seorang pencuri dari seorang pencuri. Noh dia mencuri berapa kali tuh. Pantas hukumannya lebih berat dari koruptor. Kalau koruptor, yg penting dgn money hukuman bisa dibeli.
Aktivis : Iya jg ya pak.
Koruptor : Wah, pentolan jam saya udah jam 8. Udah dulu yg bang, ane mau ke Argentina
Aktivis : Oke deh, semoga sukses jadi koruptor.
Jarjit : Waduh negara kita ni pemerintahannya udah gila semua.
Aktivis : Setuju bang, uanglah yg di Tuhankan. Janji dipalsukan.

Setelah itu tiap anggota kelompok berjejer. Membaca kesimpulan ini.
Bla...bla...bla Bla...bla...bla Bla...bla...bla (susun sendiri gaN ;0



Kesimpulannya, negara Indonesia ni sudahlah sangat lucu. Sebagaimana sebuah puisi dari Ismail Marzuki yg berjudul ( Ane lupa judulnya, gan. Cari aja di Internet)

Kita hidup di sebuah zaman ketika uang dipuja-puja sebagai Tuhan
Dengan uang hubungan antar manusia diukur dan ditentukan
Ketika mobil, tanah, deposito, relasi dan kepangkatan
Ketika politik, ideologi, kekuasaan disembah sebagai Tuhan
Ketika dominasi materi menggantikan Tuhan
Sehingga di negeri ni tak jelas lagi batas antara halal dan haram
Seperti membedakan warna benang putih dan benang hitam
Di hutan kelam
Jam satu malam
Ketika 17 dari 33 Gubernur jadi tersangka
52 persen banyaknya
Ketika 147 dari 473 Bupati dan Walikota jadi tersangka
36 persen jumlahnya
Ketika 27 dari 50 anggota Komisi Anggaran DPR ditahan
62 persen jumlahnya
Ketika sogok menyogok dari barat ke timur menjadi satu
Pelaku bisnis menyuap ke kanan dan ke kiri
Mengantar komisi kesanadan ke mari
Eksekutif, legislatif, yudikatif dan bisnis banyak menjadi garong berdasi
Walau masih ada yg jujur, tapi jumlahnya sedikit sekali
Ketika hakim, jaksa, polisi dan pengacara sedikit yg bisa dipercaya
Ketika keputusan pengadilan blak-blakan diperjual-belikan
Begitu banyak hakim, ha-a-ka-i-em, bila dipanjangkan,
Hubungi - aku - kalau - ingin - menang *)
Begitu banyak jaksa, je-a-ka-es-a, bila dipanjangkan,
Jajaki - aku - kalau - sesuai - anggarannya
Begitu banyak polisi, pe-o-el-i-es-i, bila dipanjangkan,
Percayalah - obyekan - licin - ni - sukses - implementasinya
Inilah dia zaman, betapa susah kita berjumpa kejujuran.
Teman-temanku
Kita hidup di zaman ketika perilaku bangsa mulai berubah
Sedikit-sedikit tersinggung, teracung kepalan dan marah-marah
Lalu merusak, membakar dan menumpahkan darah
Menggoyang-goyang pagar besi hingga rebah
Berteriak dgn kata-kata sumpah serapah
Sungguh sirna citra bangsa yg ramah tamah.


Oke teman-teman apa yg pasti kita rasakan
sekarang merasa sangat malu di dlm hati
Dan tak sadar berdosa
Karena kita ikut mewariskan keruwetan dan kebrantakan ini

Mari Bersihkanlah yg kotor-kotor
Selamatkan anak-anak dan cucu-cucu kita kelak
Bekerjalah dgn gebrakan yg cepat dan tegas
Sebagai bangsa kita bekerja, bekerja, bekerja
Sebagai bangsa kita berdoa, berdoa, berdoa.


Keyword: Contoh naskah drama lucu singkat 5 menit hingga 10 menit yg mengkritik pemerintahan Indonesia.

source : http://docstoc.com, http://bbc.co.uk



0 Response to "[Teknologi] Contoh naskah drama anekdot "Lucunya Negeri ini" untuk 4 orang lebih"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *