termotok.blogspot.com - Dia bersumpah kengkong (kaya stroke) kalau tak makan harta suaminya. Ternyata, saat ibadah haji, tangannya tiba-tiba kengkong. Mungkinkah ia termakan sumpahnya sendiri?
Abidah, begitu orang-orang memanggilnya. Dia adlh janda manis dgn satu anak. Di usianya yg belum terlalu tua, 40 th, Abidah pun berharap akan mendapatkan suami lagi setelah menjadi janda 3 tahun yg lalu. Sang suami meninggal karena kecelakaan tragis di jalan raya. Motor yg dikendarainya tersenggol mobil dan akhirnya dia terjatuh. Apesnya, dari arah yg lain datang mobil truk menggilas tubuhnya; dan dia pun meninggal di tempat. Tapi, adakah lelaki yg mau menikahinya karena ia memiliki seorang anak lelaki?
Waktu berjalan dan Abidah pun terus menjalani profesinya sebagai pedagang pakaian door to door. Rupanya keinginan Abidah untk menikah lagi tak bertepuk sebelah tangan. Romli, tiba-tiba datang ingin melamarnya. Lelaki kaya raya ni tak segan-segan datang langsung ke rumah janda itu dan lalu berniat meminangnya. Abidah tak langsung
mengiyakannya karena problem status, yaitu Romli telah beristri. Jelas, hatinya menolak jika dimadu. Sebab, tradisi keluarganya menolak permaduan / poligami.
Namun, kesungguhan Romli untk menjadikannya sebagai istri rupanya tak main-main. Berbagai cara dilakukannya, mulai dari sering bertandang ke rumah hingga memberikannya barang yg berharga. Hal ni membuat perempuan itu semakin lama kian berpikir dua kali. Apalagi, kenyataannya, Romli adlh lelaki kaya raya, meski telah beristri. Artinya, kalaupun ia kelak menikah dgn lelaki itu, pasti dirinya tak akan disengsarakan. Apalah artinya istri kedua? Toh, hanya sebuah status. Begitu yg dipikirkan Abidah di kemudian hari.
Setelah meyakinkan diri, akhirnya pinangan Romli pun diterima Abidah. Tidak lama kemudian mereka pun menikah. Pernikahan Romli dgn Abidah ini, anehnya, justru tak terlalu dipermasalahkan oleh Sariyah, istri pertama Romli. Mungkin Sariyah sendiri merasa ketakutan jika menghalangi niat suaminya, dirinya akan diceraikan. Sebab, Romli yg memiliki sikap tegas dan kadang kasar itu, tak segan-segan mengancam Sariyah, jika niatnya dihadang-hadang.
SUMPAH PALSU
Awalnya, kehidupan Romli, Sariyah dan Abidah bahagia. Meski Sariyah dan Abidah tinggal di tempat terpisah, tetapi mereka merasakan kebahagiaan sebagai istri-istri dari Romli. Apalagi, lelaki itu memang tak segan-segan memberikan perhatian yg lebih pd mereka.
Namun, suasana demikian berubah ketika masa perkawinan Romli dgn Abidah memasuki usia 3 tahun. Tampaknya, Sariyah merasakan harta kekayaan suaminya lambat laun habis, mulai dari deposito bank, tabungan, dan uang hasil jualan tanah. Sariyah menuduh Abidah telah merampas harta suaminya. Perempuan itu menilai kalau suaminya telah bertindak tak adil dgn memberikan harta yg lebih pd istri keduanya.
Tetapi, Romli sendiri sering mengelak, begitu jg dgn Abidah. Abidah mengaku bahwa hartanya diperoleh dari usaha dagangnya, yg dikumpulkannya bertahun-tahun. Puncaknya, Abidah bersumpah di depan Sariyah yg disaksikan oleh para tetangganya bahwa ia rela kengkong (tangannya pencor kaya stroke) jika memakan harta suaminya. Orang-orang pun percaya dgn sumpah Abidah. Karena pikir mereka, Abidah tak mungkin berbohong jika berani bersumpah demikian. Namun, dlm hatinya Sariyah tetap tak mempercayainya, Rasakan aja lo Abidah, jika lo berbohong.
PERGI HAJI
Romli memang sangat memanjakan Abidah. Di samping karena istri mudanya, perempuan itu jg memiliki wajah yg lebih manis dibandingkan Sariyah. Pantas saja, jika sewaktu-waktu Sariyah dimakan api cemburu. Tapi, tak ada yg bisa dilakukan oleh Sariyah, selain hanya berdoa dan berharap segalanya menjadi baik-baik saja.
Puncak perhatian Romli pd Abidah adlh ketika lelaki itu mengajaknya pergi haji, tanpa disertai Sariyah. Hal ni wajar dan masuk akal, sebab Sariyah sendiri sudah naik haji diajak oleh suaminya 5 tahun yg lalu. Meski begitu, rasa cemburu tetap saja ada pd benak Sariyah. Kok, belum lama menikah sudah diajak untk melihat Ka'bah, shalat di masjid-masjid termulia di Makkah dan Madinah dan sebagainya. Begitu pikir Sariyah kala itu. Lagi-lagi, ni pun jadi hak veto Romi sehingga perempuan itu tak bisa berbuat apa-apa, selain mendoakan yg terbaik buat keduanya selama berada di kota suci tersebut.
Mereka pun berangkat ke tanah suci pd waktu yg telah ditentukan. Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syariika Laka Labbaik. Innalhamda Wal Nikmata Laka Wal Mulk Laa Syariikalak.
Gema puji-pujian disanjungkan beberapa orang untk mengiringi kepergian Romli dan Abidah ke tanah suci. Tanda haru tampak di wajah Abidah karena ia akan meninggalkan anak semata wayangnya, Azru, yg masih berusia 10 tahun selama kurun 40 hari lebih. Ru, jangan nakal ya. Kalau mau apa-apa minta saja pd Mama Sariyah. Dia jg ibu kamu, pesan Abidah pd anaknya.
Romli dan Abidah pun lenyap dari pandangan. Mereka telah naik kendaraan iring-iringan ke asrama haji untk kemudian dilanjutkan ke bandara Soekarno Hatta. Dan dari sini, mereka pun berangkat ke Makkah al-Mukarramah untk menunaikan salah satu rukun Islam yg lima.
Selama di tanah suci, Abidah pun melakukan berbagai amalan sunnah seperti kebanyakan yg dilakukan oleh para jamaah. Mulai dari pemondokan hingga ia berniat untk tawaf mengelilingi Ka'bah. Saat pertama kali melihat bangunan berbentuk kubus berselimutkan kain indah tersebut, wajah Abidah tampak tak percaya. Apakah ni Ka'bah yg sering ia lihat di televisi / majalah dan gambar? Oh, sangat agung sekali! Keindahannya tak bisa terlukiskan oleh kata-kata. Amat takjub!
Namun, belum saja ia lama memandangi Ka'bah yg super menakjubkan tersebut, tiba-tiba tangan kanannya seperti bergetar / kesemutan. Dan refleksnya tangan itu seperti terangkat ke atas lalu bagian pergelangannya menekuk. Anehnya, ia kemudian tak bisa mengembalikannya ke semula. Abidah sangat terkejut dgn pemandangan ini. Makin lama ia memandanginya baru ia menyadari bahwa ia terkena kengkong.
Abidah menolak kenyataan ini. Hatinya menangis dan remuk redam. Ia berdoa kepada Allah, Ya Allah, jangan sampai hal ni terjadi! Namun, kondisi tangannya yg telah kengkong tak berubah. Segera ia berlari dan kembali ke pemondokan untk minta tolong. Ia pun terpaksa membatalkan niatnya untk tawaf. Semua jamaah di pemondokan dibuat sangat terkejut atas apa yg terjadi dgn Abidah. Mereka pun menyarankan Abidah agar bertaubat kepada Allah. Mungkin ada hal yg telah ia lakukan selama ni yg telah menyakiti orang!
Abidah terus bertaubat selama di tanah suci, tapi keadaannya memang tak berubah hingga ia kembali ke tanah air. Melihat kondisi Abidah yg telah kengkong, warga pun akhirnya menduga-duga bahwa ia telah terkena sumpahnya sendiri. Dulu, Abidah memang pernah bersumpah bahwa ia rela terkena kengkong jika terbukti memakan harta suaminya. Dengan kondisi seperti ini, maka Abidah pun telah melakukan kebohongan besar, terutama kepada Sariyah.
Sariyah sendiri tersenyum manis penuh kemenangan melihat Abidah dlm kondisi seperti itu. Dugaannya selama ni berarti tak salah. Deposito habis, uang hasil jualan tanah ludes dan tabungan di bank pun tak jelas, semua itu pasti ulah Abidah.
Demikian kisah yg terjadi pd Abidah. Hingga akhir tuanya, kondisi Abidah masih seperti ini. Dari kisah ni dpt diambil pelajaran bahwa menggunakan uang suami itu sah-sah aja, asalkan jujur dan dibicarakan bersama. Jika berlebihan dan kemudian bersumpah untk menutupi kebohongannya itu, maka Tuhan pun tak ridha atasnya. Sebab, sumpah tak dibolehkan dlm hal dusta, kecuali kebenaran. (Epholic )
Kamis, 15 Oktober 2015
Kisah Inspiratif
0 Response to "HAJJAH KENGKONG KARENA SUMPAH PALSU"
Posting Komentar