This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Hidayah] RASA SAKIT SAAT ROH KITA DICABUT

termotok.blogspot.com - "Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang".
(H.R. Ibnu Abu Dunya).

Kematian itu sangat menyakitkan, apalagi bagi orang yg tak beriman. Orang seperti Nabi saja merasakan sakit saat nyawanya dicabut oleh Malaikat Izrail. Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini! ujar Nabi penuh lirih kepada Jibril yg ada di sampingnya.

Melihat nyawa ayahnya dicabut, mata Fatimah terpejam. Ali yg di sampingnya menunduk semakin dlm dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pd malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yg tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal, " kata Jibril.

Kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yg tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat sekali maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ni kepadaku, jangan pd umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku" (peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu).

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yg mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" ("Umatku, umatku, umatku"). Dan pergilah Rasullullah ke haribaan Allah SWT.

Demikian rasa sakit saat nyawa kita dicabut. Jika Nabi saja merasakan sakit saat nyawanya dicabut, apalagi kita sebagai manusia biasa. Terlebih lagi orang kafir, sungguh sangat dahsyat sekali rasa sakitnya. Subhanallah!

Konon, saking sakitnya saat nyawa seseorang dicabut, Nabi sampai memohon kepada malaikat Jibril untk bertemu Allah dan meminta kepada-Nya agar rasa sakit yg diderita umatnya saat nyawanya dicabut ditimpakan kepadanya. Tetapi Allah tak mengizinkan permohonan Nabi yg disampaikan melalui malaikat Jibril tersebut. Nabi meminta dua pertiga saja dari rasa sakit umatnya ditimpakan kepadanya, tetap Allah menolaknya. Nabi lalu meminta sepertiga saja, Allah baru mengabulkannya.

Rasa sakit saat nyawa kita dicabut adlh naluriah, seperti kulit kita terkena silet. Siapapun orangnya pasti akan merasakan sakit jika kulitnya tergores oleh silet -begitu jg Nabi karena ia jg manusia biasa kecuali atas izin Allah. Begitulah semua orang merasakan sakit saat nyawanya dicabut. Hanya saja rasa sakit saat silet itu menggores kulit kita bermacam-macam. Jika goresannya tipis, maka sakitnya tidaklah seberapa. Itulah ibarat Nabi saat nyawanya dicabut. Beliau merasakan sakit, tapi sakitnya ringan seperti silet dgn tipis menggores kita.

Tetapi jika silet itu menggores kita terlalu dlm hingga menyentuh daging, tentu rasa sakit yg kita rasakan pun jauh lebih dahsyat. Itulah yg dirasakan oleh orang biasa saat nyawanya dicabut. Apalagi jika orang kafir yg dicabut nyawanya, pasti rasa sakitnya tak terperikan seperti pedang mengoyak-ngoyak tubuh kita. Jadi, rasa sakit saat nyawa kita dicabut pasti dirasakan oleh manusia, tak terkecuali oleh Nabi.

Pengalaman mati suri yg dialami oleh saudari Aslina warga Bengkalis pd 24 Agustus 2006 misalnya, setidaknya bisa dijadikan renungan oleh kita. Saat memberikan kesaksian di depan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru ia mengatakan bahwa rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi.

''Terasa malaikat mencabut nyawa saya dari kaki kanan saya, '' ujarnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya yg ada di sampingnya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir, '' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu, '' ulangnya. Jadi, rasa sakit saat nyawa kita dicabut itu benar-benar dahsyat. Karena itu, pergunakanlah waktu hidup kita sebaik mungkin agar rasa sakit saat nyawa kita dicabut berbuah manis di akherat kelak.

Pertanyaannya, dari arah mana Malaikat Izrail mencabut nyawa kita?

Jika kita membaca kisah Aslina di atas tampak bahwa Malaikat Izrail mencabut nyawanya dari arah kaki kanannya setelah itu baru pindah ke bagian-bagian lain. Ada lagi yg berpendapat dari arah rambut kepala (ubun-ubun) / uratnya.

Dalam al-Qur’an disebutkan, Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan. (Al-Waqi’ah: 83). Ini menunjukkan bahwa nyawa seseorang dicabut dari arah bawah dulu yakni kuku kaki lalu merembet ke badan hingga kerongkongan. Setelah itu lewat kepala dan terlepaslah nyawa kita dari raga.

Disebutkan dlm suatu riwayat, ketika ajal seorang mukmin telah dekat, ada empat malaikat yg turun menghampirinya. Satu malaikat mencabut nyawa dari telapak kaki kanannya, satu malaikat mencabut nyawa dari telapak kaki kirinya, satu malaikat mencabut nyawa dari tangan kanannya dan satu malaikat lagi mencabut nyawa dari tangan kirinya. Kemudian nyawanya pun lepas begitu saja ketika mereka mencabutnya dari ujung kepala dan ujung jari-jari.

Malaikat mencabut nyawa seseorang itu tergantung amal perbuatannya. Jika orang yg akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah, maka malaikat Izrail mencabut nywanya secara kasar. Sebaliknya, jika terhadap yg saleh, cara mencabutnya dgn lemah lembut dan hati-hati.

Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dan Abu Na’aim dari al-A’masy dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah bahwa Rasulullah bersabda, Sesungguhnya nyawa orang yg mukmin itu keluar dgn melompat dan nyawa orang yg kafir itu dicabut dgn keras seperti mencabut nyawa keledai.

Disebutkan oleh al-Muhasabi dlm kitabnya Ar-Ri’ayat, Sesungguhnya Allah bertanya kepada Nabi Ibrahim, ‘Wahai kekasih-Ku, bagaimana kamu rasakan kematian? Ibrahim menjawab, ‘Seperti sebatang sujen besi sangat panas yg ditempelkan pd kapas yg basah kemudian ditarik.’ Tetapi, Kami akan membantu meringankan kamu, Ibrahim.

Diceritakan bahwa ketika roh Nabi Musa sudah sampai kepada Allah, Allah bertanya kepadanya, Hai Musa, bagaimana kamu dapati kematian? Musa menjawab, Aku dapati diriku seperti seekor burung emprit yg dipanggang hidup-hidup di atas alat pemanggang tanpa bisa mati supaya tak merasakan apa-apa lagi dan jg tak bisa lepas terbang. Dalam riwayat lain Musa menjawab, Aku dapati diriku seperti seekor kambing yg dikuliti hidup-hidup oleh seorang tukang jagal.

Di dlm kisah Nabi Idris a.s disebutkan bahwa beliau adlh seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan shalat sampai puluhan raka'at dlm sehari semalam dan selalu berzikir di dlm kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yg sedemikian banyak, tiap malam naik ke langit.

Hal itulah yg sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Allah Swt agar diperkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Allah Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dgn menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu ke rumah Nabi Idris.

"Assalamu 'alaikum, yaa Nabi Allah". Salam Malaikat Izrail.

"Wa 'alaikum salam wa rahmatullah". Jawab Nabi Idris a.s.

Beliau sama sekali tak mengetahui, bahwa lelaki yg bertamu ke rumahnya itu adlh Malaikat Izrail. Seperti tamu yg lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, tapi ditolak oleh Malaikat Izrail.

Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap" Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dlm melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yg baik-baik saja.

Pada suatu hari yg cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya" itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan. "Izinkanlah saya memetik buah-buahan ni untk kita", pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).

"Subhanallah (Maha Suci Allah), " kata Nabi Idris a.s.

"Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

"Buah-buahan ni bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s.

Kemudian beliau berkata: "Semalam Anda menolak makanan yg halal, kini Anda menginginkan makanan yg haram". Malaikat Izrail tak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yg tak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yg belum dikenalnya itu.

"Siapakah Engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.

"Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya. Seketika tubuhnya bergetar tak berdaya. "Apakah kedatanganmu untk mencabut nyawaku ?" selidik Nabi Idris a.s serius.

"Tidak." Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.

"Atas izin Allah, aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam. "Aku punya keinginan kepadamu", tutur Nabi Idris a.s.

"Apa itu? katakanlah!". Jawab Malaikat Izrail.

"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah SWT untk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s.

"Tanpa seizin Allah, aku tak dpt melakukannya", tolak Malaikat Izrail. Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s.

Dengan izin Allah Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat. Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali.

Allah mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.
"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" tanya Malaikat Izrail.
"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku yg lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.
Jika, rasa sakit yg diderita oleh Nabi Idris saat nyawanya dicabut masih dianggap lembut, apalagi kepada kita. Subhanallah! (Eep Khunaefi/dimuat Hidayah edisi 83/Juli/2008)

other source : http://fb.com, http://solopos.com, http://epholic.blogspot.com

0 Response to "[Hidayah] RASA SAKIT SAAT ROH KITA DICABUT"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *